Mohon tunggu...
RAWA INGGRIS MATEMATIKA
RAWA INGGRIS MATEMATIKA Mohon Tunggu... Guru - LEARN TO BE SMART

Sharing is Caring

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Guru Muda Novan Bria dari Daerah Pedalaman Timur Indonesia

30 Juli 2020   01:59 Diperbarui: 30 Juli 2020   02:04 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi orang tua saya tidak menyerah untuk terus mencari pinjaman. Pada hari Sabtu tanggal 24  Agustus saya pergi ke rumah sakit RSUD Betun untuk cek urine lengkap dan membawa uang sebanyak 300000 untuk cek urine lengkap. Tapi sampai disina hampir gagal karena loket pendaftaran sudah ditutup dan untung ada kakak saya disana yang kerja di rumah sakit tersebut dan dia langsung menghadap ke petugas loket agar bisa periksa dan akhirnya mereka turuti tapi biayanya sebanyak 659000 sedangkan uang yang dibawa hanya 300000.

Tentu membuat saya hampir putus asa tapi untungnya kakak saya membantu membayar biaya dengan menambahkan uang sebanyak kurang lebih 300000 dan akhirnya cek kesehatan berjalan lancar. Setelah itu sayapun pulang kembali ke rumah dan sampai disana sekitar pukul 18.00 dan mendapatkan bapak di jalan raya, pulang dari cari pinjaman dan dengan wajah yang tidak semangat dan gelisah dia langsung bilang" au ve ka hetan pinjaman au nao neno temes ka hetan fa sa ia".

Artinya: saya tidak dapat pinjaman saya berjalan satu hari full tapi tidak dapat). Tentu saja hal ini membuat saya panik dan gelisah sebab satu tahap sudah selesai yaitu cek kesehatan, lalu bagaimana kalau pinjaman tidak ada?

Dan pada hari Minggu tanggal 25 Agustus ketika keluar gereja bapak pun tidak pulang rumah karena harus pergi cari pinjaman lagi, tempat yang dia kunjungi adalah kampung Hanan, baunuba,koloweuk, Masik, Koana ini beberapa kampung yang dia pergi untuk cari pinjaman tapi dalam 1 hari itu pun tidak dapat sampai jam 10 malam,

hal ini pun semakin membuat saya panik dan pada pukul 19.00 bapak menelpon keponakannya di Kupang barangkali dia bisa membantu, tapi keponakannya cuman ada Rp 1000000, pun tidak cukup karena jumlah semua baru Rp 2000000 sedangkan uang tiket waktu itu Rp 3500000, setidaknya dapat Rp 5000000lah untuk ke Merauke. D

an malam semakin larut jampun semakin berdentang hingga sekitar pukul 22.00 akhirnya dapat sebuah solusi dari Om yang kebetulan waktu itu sama-sama dirumahnya, Dia sarankan saya untuk mengadu ke panitia pelaksana UGM tentang hal ini, katanya" coba SMS atau telepon ke panitia dan bilang uang tiket belum dapat, siapa tau mereka bisa membantu". 

Dan saya pun awalnya membantah dan menolak sambil menjawab" mereka tidak bisa membantu, biar bagaimanapun alasannya karena mereka sudah bilang waktu tes itu". Tapi dia tetap ngotot dan terus mendesak saya untuk harus bilang ke panitia, dan akhirnya sayapun langsung WA ke panitia, dan bunyinya sebagai berikut: selamat malam Bapak atau Ibu Panitia, maaf mengganggu saya atas nama Novianus Kiik Bria, saya besok tanggal 26 Agustus sudah harus ke Kupang dan tanggal 28 sudah harus naik pesawat ke Merauke tapi sampai saat ini belum dapat uang tiket, saya kewalahan harus bagaimana, apa bapak ibu bisa membantu saya?

Kurang lebih 5 menit Panitia Ugm merespon dan membalas WA saya, dan bunyinya: apakah sudah melakukan cek kesehatan?
Lalu saya membalas: ya sudah Pak dan ini hasilnya, ( sambil foto hasil tes dan kirimkan lewat WA)

Menjelang 5 menit mereka telfon saya dan menanyakan bagaimana komitmen saya tentang tujuan saya untuk ikut program GPDT dan saya menjawab komitmen saya mengikuti program ini adalah dengan segala kemampuan saya, saya berusaha untuk mendidik anak-anak yang ketinggalan pendidikan di daerah terpencil maka itu mendorong saya untuk kesana. Lalu mereka mengajukan pertanyaan lagi, bagaimana kalau kami sudah membelikan tiket, dan kamu tidak datang?

Saya pun menjawab," Pak, saya berani jamin,saya tetap akan datang dan sebagai bukti saya akan mengirimkan identitas saya untuk bapak, yaitu KTP, dan Kartu keluarga. Akhirnya saya pun mengirimkan apa yang saya katakan itu.

Juga mereka pun menelepon dan menanyakan saya soal tiket yang tak kunjung dapat dan saya menjawab dengan terbuka bahwa hampir satu Minggu sampai saat ini belum dapat sedangkan semua perlengkapan sudah beres, awalnya mereka ragu dengan saya tapi saya meyakinkan mereka bahwa saya tetap sampai di Merauke. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun