Wisnu S. Adji, narasumber workshop menulis di hari kedua dengan materi 'Apa Itu Menulis Fiksi'. 'Meski individualist, seorang penulis adalah juga seorang penyampai kebenaran'. Sebagian kutipan dari cerita ngalor ngidul, konsep yang digunakan Wisnu mengisahkan dunia kepenulisannya.Â
...Seseorang yang mengikuti workshop menulis, sebenarnya bukan tentang update materi-materi kepenulisan. Yang semuanya bisa didapatkan dengan mudah di mesin pencari. Yang seharusnya diserap adalah, mengapa seorang Wisnu menjadi penulis fiksi. Bagaimana proses dunia kepenulisan seorang Eka Kurniawan atau Dee Lestari...
Karya-karya fiksi Wisnu, sebagian terinspirasi dari pengalaman traumatis pribadinya. Uniknya, karya fiksinya justru jauh dari sisi-sisi emosional. 'Saat saya sedih, saya akan berhenti menulis. Karya fiksi saya adalah suara masing-masing dari setiap karakter di fiksi itu sendiri. Karya yang menunjukkan ke-Wisnu-an saya, adalah saat saya menulis jurnal'. Demikian, sebagian kalimat pengisahan, BTS - Behind The Scene. dari proses kreatifnya.
Cerpen pertama saya yang terbit di Kompas, adalah tentang seorang nenek yang memiliki kemampuan 'istimewa'. Ia yang kerap memasakkan nasi, ketika ada seseorang di desa yang meninggal, dan dimakan oleh anak-anak di desa tersebut. Si nenek, bisa tahu seorang anak akan meninggal, dari uap nasi yang sedang dimasaknya. Inspirasi cerpen ini, pengalaman personal Wisnu, ketika melihat ibunya memasak nasi di magic com, yang kemudian mengeluarkan uap di proses menuju matang.
Selesai Dengan Diri Sendiri dan Be Yourself
'Aku telah selesai dengan diri sendiri, hingga akhirnya bisa membagikan buku aku yang terbit saat masih umur 16 tahun. Buku yang tadinya aku pikir, -- hah, aku pernah juga bisa menulis beginian'. Senada dengan Wisnu Adji, Kenya pun tak percaya writingblocks, meski ia pernah 'rehat' menulis. Ia baru menulis lagi jeda 11 tahun setelah buku pertamanya 'Draglove' di tahun 2006.
Kenya juga yang menulis 'Belahan Jantungku', memoar dari penyanyi Andien, mengupas tentang pola asuh Andien terhadap anak-anaknya. Diantaranya, keputusan melakukan BLW - Baby Light Weaning, yang pernah viral di kalangan ibu-ibu, karena dianggap 'melawan' pakem pola asuh keluarga kebanyakan di Indonesia.
Kompetisi Menulis Perpusnas Writingthon Festival
Di  workshop menulis, setiap peserta diharapkan karya tulis mereka yang lahir atau terinspirasi dari setiap materi selama workshop, bisa dijadikan karya untuk mengikuti kompetisi menulisnya. Mas Ega, perwakilan Storial Co, menyebutkan saat ini telah ada sekitar 900an lebih penulis yang siap meramaikan kompetisi menulisnya.
Kesempatan juara, tersebar di tiga kategori lomba, yakni karya tulis non fiksi, novel dan cerpen. Anda yang ingin ikut meramaikan kompetisi, bisa menyimak informasi lengkap lomba di sosial media Perpusnas, Storial Co dan akun khusus Writingthon Festival.Â