Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kebun Penuh dengan Bunga, Ada yang Murah dan Mudah Merawatnya

1 Oktober 2020   15:50 Diperbarui: 3 Oktober 2020   06:06 2668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengajak anak untuk berkebun di rumah. (Sumber: shutterstock)

Meski terbatas dengan ukuran hunian, menghias rumah dengan tanaman hias menjadi pilihan yang tengah digandrungi banyak orang. Terlebih, dengan adanya tanaman hias maka rumah akan terlihat cantik.

Mungkin memiliki tanaman hias akan sedikit lebih merepotkan ketimbang menanam pohon pada umumnya, akan tetapi justru itulah yang menjadi kesenangan tersendiri.

Bahkan beberapa orang ada yang melakukan terapi hingga membuat penghuni rumah tetap segar dan sehat.

Ya, merawat tanaman hias dapat membuat kelembaban udara di rumah, sehingga membantu menenangkan ketika di musim dingin, misalnya. Satu studi menunjukkan bahwa kelembaban di ruangan dapat memperlambat penyebaran virus flu.

Untuk itulah kami coba rangkum 5 cara merawat tanaman hias di rumah supaya lebih banyak orang yang mungkin belum mencoba, lalu jadi tertarik.

1. Tips Merawat Anggrek, Kembang Sepanjang Zaman

Anggrek Cattleya (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Teopilus Tarigan)
Anggrek Cattleya (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Teopilus Tarigan)
Anggrek itu, menurut Kompasianer Teopilus Tarigan, merupakan tanaman hias yang bisa disebut sebagai kembang sepanjang zaman, yang disenangi dan tidak lekang oleh waktu.

Pasalnya, jauh sebelum tanaman Gelombang Cinta hingga kini yang sedang populer Janda Bolong, anggrek telah menjadi tanaman hias yang menjadi idola banyak orang yang menyenangi bunga.

Namun, karena cukup lama sudah memelihara anggrek, Kompasianer Teopilus Tarigan merasa gampang-gampang susah juga merawatnya.

Sebagai contoh, ketika merawat anggrek hal yang perlu diperhatikan yaitu media tanamnya.

"Media tanam anggrek biasanya terbuat dari batang pakis yang dicacah, serpihan tembikar atau batu bata, serta arang. Selain itu, anggrek biasanya lebih suka tumbuh pada pot yang terbuat dari tanah liat," tulisnya.

Susunan media tanam anggrek secara berurutan dari bawah, biasanya mulai dari batu bata, arang kemudian batang pakis yang dicacah. (Baca selengkapnya)

2. Sutra Bombay, si Cantik yang Rajin Berbunga dan Mudah Perawatannya

Bunga Sutra Bombay (Foto: Dokumentasi Pribadi/Kompasianer Martha Weda)
Bunga Sutra Bombay (Foto: Dokumentasi Pribadi/Kompasianer Martha Weda)
Familiar dengan nama tanaman Sutra Bombay? Atau, bahkan baru pertama kali mendengarnya?

Sutra Bombay ini memiliki nama Latin Portulaca grandiflora, sedangkan di Indonesia banyak dikenal dengan sebutan Bunga Pukul Sembilan, Bunga Krokot, atau Mawar Lumut.

Menariknya Sutra Bombay ini, menurut Kompasianer Martha Weda, pertumbuhannya sangat cepat dan dapat menjalar dengan mudah di permukaan tanah.

"Jadi bila ada sisi kosong di halaman rumah yang belum sempat ditanami apapun, si cantik Sutra Bombay ini bisa menjadi alternatif untuk memperindah halaman," lanjutnya.

Nah, untuk mengembangbiakannya pun cukup mudah: dengan cara stek batang, tinggal potong saja batangnya dan pindahkan ke media tanam lain.

Ini juga tidak kalah penting, yakni tanah yang diperlukan merupakan tanah gembur.

"Untuk penanaman di pot hanya memerlukan media tanam berupa tanah gembur. Lebih baik bila media tanamnya merupakan campuran tanah, pupuk kompos dan sekam," tulis Kompasianer Martha Weda. (Baca selengkapnya)

3. Banzai Bonsaiku dan Makna Merawat Kehidupan

Koleksi bonsai di rumah. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Arfito)
Koleksi bonsai di rumah. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Arfito)
Semasa sekolah dulu, kenang Kompasianer Arfito, menjadi sebuah kebanggaan bisa menanam dan mengusahakan sendiri tanaman bonsai.

Meski sudah merantau, kebiasaan dan kesukaannya terhadap tanaman bonsai tetap dijaga.

"Dari beberapa koleksi tanaman bonsai pohon dolar yang saya miliki adalah bukan dari membeli, namun dengan mengusahakan sendiri (bibit minta ke tetangga) kemudian dikembangkan sendiri (hanya pot saja yang saya beli)," tulis Kompasianer Arfito.

Bagi pecinta tanaman bonsai, lanjutnya, pasti tahu bahwa untuk membuat tanaman bonsai tumbuh sesuai yang kita inginkan, perlu dilakukan pembatasan arah pertumbuhan dan gerak tanaman.

Unutk itulah perlunya dipasangkan kawat sejak tanaman tersebut dipindahkan ke dalam pot. (Baca selengkapnya)

4. Desert Rose, The Queen of  Thousand Flower yang Unik nan Mempesona

Bunga Desert Rose yang sedang mekar. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Jose Hasibuan)
Bunga Desert Rose yang sedang mekar. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer Jose Hasibuan)
Di Indonesia tanaman hias Desert Rose lebih dikenal dengan nama Kamboja Jepang atau Adenium. Sedangkan untuk Desert Rose sendiri, seperti ditulis Kompasianer Jose Hasibuan, karena ini tanaman gurun yang tahan dengan kondisi ekstrim panas dan minim air seperti di padang gurun.

Jika sudah mekar, Desert Rose ini sangat cantik: kelopak bunganya yang berwarna-warni, mulai dari merah, pink, putih hingga kuning.

"Bentuk dan warna daun Adenium juga bermacam-macam dan memiliki pesona tersendiri. Bentuk daun Adenium ada yang berbentuk bulat di ujung, adapula yang kecil memanjang dengan ujung runcing," lanjutnya.

Jika ada yang berminat menanam Desert Rose ini sedari benih, ada yang perlu diperhatikan seperti benihnya mesti tertutup media tanam dengan ketebalan sekitar 1 cm. Kemudian letakkan semaian pada tempat yang teduh dengan naungan lalu lakukan penyiraman secara rutin dengan air yang cukup.

Merawat dan memelihara Desert Rose bisa dibilang susah susah gampang. Untuk bisa tumbuh maksimal, Kompasianer Jose Hasibuan mengingatkan agar di tempatkan di tempat terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup sekitar 7 hingga 9 jam setiap hari. (Baca selengkapnya)

5. Sansevieria, Si Lidah Mertua Penyerap Polutan Berbahaya

Tanaman Sansevieria. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer I Ketut Suweca)
Tanaman Sansevieria. (Foto: Dokumentasi pribadi/Kompasianer I Ketut Suweca)
Kompasianer I Ketut Suweca menanam Sansevieria atau yang biasa dikenal dengan nama tanaman lidah mertua di rumahnya.

Alasannya karena memelihara Sansevieria ini sangat mudah dan bermanfaat sekali, seperti untuk menyerap gas polutan.

"Penyerapan gas polutan oleh tanaman Sansevieria dibarengi dengan kemampuan memberikan kesegaran udara pada ruangan yang terkena polusi gas beracun seperti karbon monoksida (CO), yang dikeluarkan oleh asap rokok," tulisnya.

Di Indonesia tanaman lidah mertua yang oleh beberapa kalangan di masyarakat dipercaya bisa membawa keberuntungan kepada pemiliknya ini banyak ditemui di pekarangan atau halaman rumah.

Ada pula yang diletakkan di dalam ruangan, misalnya di ruang tamu dan di ruang keluarga. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun