Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tulislah Sejarah dengan Apik agar Belajarnya Jadi Asyik

23 September 2020   20:29 Diperbarui: 8 Oktober 2020   10:39 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajar mengamati diorama sejarah di Museum Kebangkitan Nasional (ex Gedung Stovia), Jakarta, Sabtu (19/5/2018). (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA via kompas.com)

Tidak boleh ada opini pribadi. Peristiwa sejarah ditulis sebagaimana dan sebenarnya yang terjadi.

Ada 3 kriteria utama seorang sejarawan ketika menulis dan meneliti sejarah: tunduk kepada fakta, punya integritas, dan obyektif.

"Banyak sejarah baru yang tercipta, tokoh-tokoh baru bermunculan dan yang lebih penting lagi, ada fakta-fakta baru yang lebih benar daripada apa yang dianggapnya 'fakta' pada edisi sebelumnya," tulis Kompasianer Himam Miladi, mengutip Michael H. Hart. (Baca selengkapnya)

***

Peraih nobel sastra asal Perancis, Anatole France pada novelnya yang fenomenal The Crime of Sylvestre Bonnard, menuliskan kritiknya tentang bagaimana sejarah dituliskan: The history books which contain no lies are extremely tedious.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun