Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perilaku Ekspansionis China, Begini Rasanya Menjadi Simpatisan Politik Garis Keras

5 Agustus 2020   04:25 Diperbarui: 5 Agustus 2020   04:23 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(AFP PHOTO / GREG BAKER) via KOMPAS.COM

Hubungan China dengan negara lain kembali menjadi sorotan setelah adanya konflik dengan negara tetangganya, India beberapa waktu lalu.

Jika kita melihat sejumlah pertikaian antar-negara, China adalah satu-satunya negara di Asia yang terlibat dalam jumlah perang dan konflik tertinggi.

Pembahasan ini ditulis oleh Kompasianer Veeramalla Anjaiah yang menjadi populer kemarin:

"Apakah Republik Rakyat China (RRC) adalah negara yang cinta damai? Sangat sulit untuk memberikan jawaban "ya" untuk pertanyaan ini jika kita melihat sejarah negara yang berusia 71 tahun tersebut."

Selain itu terdapat juga artikel menarik yang membahas tentang dunia politik, seperti 'pengakuan' Kompasianer Fauji Yamin yang pernah menjadi Simpatisan Politik Garis Keras.

"Saya pernah menjadi simpatisan politik fanatik. Waktu itu, terjadi antara tahun 2008 dan berlanjut hingga ke tahun 2014 (kalau tidak salah) sebelum akhirnya menyadari bahwa saya terjebak pada permainan penguasa."

Bagaimana ceritanya? Simak selengkapnya dalam 5 artikel terpopuler di Kompasiana kemarin (04/08)

Perilaku Ekspansionis China: Ancaman Utama bagi India dan Dunia

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh memeriksa sebuah senjata api di salah satu forward base di Ladakh, dekat perbatasan dengan China, beberapa waktu lalu. | Sumber: Press Trust of India
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh memeriksa sebuah senjata api di salah satu forward base di Ladakh, dekat perbatasan dengan China, beberapa waktu lalu. | Sumber: Press Trust of India
Perilaku ekspansionis China adalah bahaya bagi India dan semua negara pengklaim LCS serta Indonesia. Semua negara harus bersatu dan mengatakan dengan satu suara bahwa setiap orang harus menghormati aturan hukum dan perang bukanlah pilihan untuk menyelesaikan perselisihan di abad ke-21. (Baca Selengkapnya)

Kasus Dosen Swinger dan Impian "Layanan Satu Atap" Pelaporan Pelecehan Seksual di Indonesia

Ilustrasi dari Thinkstockphotos.com via kompas.com
Ilustrasi dari Thinkstockphotos.com via kompas.com
Sudah saatnya pemerintah kita secara serius membentuk "layanan satu atap" pelaporan pelecehan dan kejahatan seksual. Terutama, bagi perempuan dan anak, yang menjadi mayoritas korban.

Sangat aneh bahwa negara kita yang tidak miskin-miskin amat masih saja tak mampu membangun "layanan satu atap" yang aman bagi perempuan dan anak korban kejahatan seksual. (Baca Selengkapnya)

Saya Pernah Menjadi Simpatisan Politik Garis Keras

752173414-5f28af58097f363ed1134562-5f29637d097f366dfb259462.jpg
752173414-5f28af58097f363ed1134562-5f29637d097f366dfb259462.jpg
Bagi kami, simpatisan fanatik. Menang adalah harga mati dan harga diri, dan, memang banyak yang mati pada perjalanannya. Harga diri ketika kandidat kami di buly, bahkan setingkat hasil survei yang menyudutkan kandidat saja, auto perang.

Simpatisan fanatik memiliki 3 peran utama, yakni garda terdepan setiap kampanye dan tawuran dengan massa kandidat lain.

Kedua, tampil terdepan dalam perang gagasan (lebih tepatnya bacot-bacotan), dan ketiga memengaruhi massa mengambang alias masyarakat yang punya hak pilih dan masa bodoh dengan politik untuk memilih kandidat yang kami usung.

Tugas-tugas itu kami emban tanpa bayaran. (Baca Selengkapnya)

Usai Vakum Lama, Siapkah Kita Tampil di Piala Thomas dan Uber 2020?

Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan utama di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark pada 3-11 Oktober nanti. Tim Piala Thomas sudah tidak pernah lagi juara sejak 2002. Tahun ini menjadi peluang terbaik merujuk kualitas pemain yang merata di sektor ganda dan tunggal/Foto: badmintonindonesia.org
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan utama di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark pada 3-11 Oktober nanti. Tim Piala Thomas sudah tidak pernah lagi juara sejak 2002. Tahun ini menjadi peluang terbaik merujuk kualitas pemain yang merata di sektor ganda dan tunggal/Foto: badmintonindonesia.org
Bila tidak ada turnamen pemanasan dan juga kevakuman pertandingan resmi BWF sejak Maret lalu, sudah siapkah pemain-pemain Indonesia tampil di turnamen yang menjadi "Piala Dunianya" bulutangkis ini?

Dalam sejarah bulutangkis, rasanya baru kali ini terjadi, sebelum tampil di Piala Thomas dan Piala Uber, pemain-pemain malah sama sekali tidak merasakan tampil di turnamen resmi level dunia. (Baca Selengkapnya)

Nadiem Makarim dan Kaum "Cultural Laggard"

Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: antara.com)
Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: antara.com)
Revolusi dari pembelajaran luring ke daring hari ini memang terlalu mendadak. Laiknya petir di siang bolong, bikin gelagapan manusia berlanggam woles.

Gejala cultural lag langsung menganga. Tuntutannya pembelajaran 4.0, tapi kultur sekolah, guru dan murid masih di 2.0. Pada kultur 2.0 ini, fungsi terbaik gadged bagi murid adalah fasilitasi plagiasi makalah instan. (Baca Selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun