Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perilaku Ekspansionis China, Begini Rasanya Menjadi Simpatisan Politik Garis Keras

5 Agustus 2020   04:25 Diperbarui: 5 Agustus 2020   04:23 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(AFP PHOTO / GREG BAKER) via KOMPAS.COM

Tugas-tugas itu kami emban tanpa bayaran. (Baca Selengkapnya)

Usai Vakum Lama, Siapkah Kita Tampil di Piala Thomas dan Uber 2020?

Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan utama di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark pada 3-11 Oktober nanti. Tim Piala Thomas sudah tidak pernah lagi juara sejak 2002. Tahun ini menjadi peluang terbaik merujuk kualitas pemain yang merata di sektor ganda dan tunggal/Foto: badmintonindonesia.org
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi unggulan utama di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark pada 3-11 Oktober nanti. Tim Piala Thomas sudah tidak pernah lagi juara sejak 2002. Tahun ini menjadi peluang terbaik merujuk kualitas pemain yang merata di sektor ganda dan tunggal/Foto: badmintonindonesia.org
Bila tidak ada turnamen pemanasan dan juga kevakuman pertandingan resmi BWF sejak Maret lalu, sudah siapkah pemain-pemain Indonesia tampil di turnamen yang menjadi "Piala Dunianya" bulutangkis ini?

Dalam sejarah bulutangkis, rasanya baru kali ini terjadi, sebelum tampil di Piala Thomas dan Piala Uber, pemain-pemain malah sama sekali tidak merasakan tampil di turnamen resmi level dunia. (Baca Selengkapnya)

Nadiem Makarim dan Kaum "Cultural Laggard"

Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: antara.com)
Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: antara.com)
Revolusi dari pembelajaran luring ke daring hari ini memang terlalu mendadak. Laiknya petir di siang bolong, bikin gelagapan manusia berlanggam woles.

Gejala cultural lag langsung menganga. Tuntutannya pembelajaran 4.0, tapi kultur sekolah, guru dan murid masih di 2.0. Pada kultur 2.0 ini, fungsi terbaik gadged bagi murid adalah fasilitasi plagiasi makalah instan. (Baca Selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun