Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Inilah Reaksi dan Tanggapan Kompasianer dari RUU Permusikan hingga Puisi "Doa yang Tertukar"

12 Februari 2019   16:16 Diperbarui: 13 Februari 2019   18:55 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anang Hermansyah Saat ditemui usai pertemuan dengan pegiat musik untuk membahas Draft RUU Permusikan di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).(KOMPAS.com/IRA GITA)

Berbicara mengenai perilaku boros biasanya berbanding lurus dengan gaya hidup konsumtif. 

Gaya hidup ini di sisi lain dapat memuaskan seseorang, namun di sisi lain dapat menjerumuskan kehidupan seseorang. Ini terjadi apabila seseorang memaksakan gaya hidup konsumtif yang tidak sesuai dengan kemampuannya. 

Menurut Gatot Tri, gaya hidup mampu membuat seseorang memiliki hutang kartu kredit yang besar. Padahal membayar tagihan minimal saja tidak mampu.

Menilai diri kita boros memang relatif. Pada dasarnya tidak ada standar tertentu yang mengkategorikan kita boros atau tidak boros (baca selengkapnya).

3. Menakar GPS, Bahaya dan Faedahnya

Memperhitungkan dan mempertimbangkan, adalah cara terbaik dalam menakar suatu hal berdasarkan tingkat rasionalisasi dan akal sehat atas dua pilihan.

Sebagai contoh, Muis Sunarya coba menakar penggunaan Global Positioning System (GPS) dalam berkendara.

"Kalau bahayanya lebih besar, maka lebih baik diabaikan atau dihindari saja menggunakan GPS itu. Tidak menggunakannya lebih penting dan signifikan," tulisnya.

Namun, realitasnya bahwa penggunaan GPS dapat mengganggu konsentrasi dalam berkendara dan membahayakan (baca selengkapnya).

4. Begini Ketatnya Menjaga Ketersediaan Air Baku di Batam

Saat ini ketersediaan air baku yang cukup di Batam, Kepulauan Riau, menjadi konsen utama.

Lama tinggal di Batam, Cucum Suminar menyadari tidak ada air sungai yang melimpah seperti kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera, tak ada pula mata air yang mengalir deras seperti layaknya di kota lain. 

"Air baku sepenuhnya hanya mengandalkan air tadah hujan yang ditampung di waduk yang dibangun oleh Otorita Batam/BP Batam," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun