Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gunung Merapi Meletus Freatik di Sleman

11 Mei 2018   10:57 Diperbarui: 11 Mei 2018   22:40 2538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Gunung Merapi saat meletus freatik (Foto: Elizabeth Murni)

Gunung Merapi yang  terletak di Kabupaten Klaten, Megelang, Boyolali dan Sleman meletus freatik pada Jumat (11/5/2018) sekitar pukul 07.32 WIB. Letusan melontatkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan terjadi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah dan berlangsung tiba-tiba.

"Jenis letusan adalah letusan freatik yang terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi. Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunungapi aktif. Biasanya letusan hanya berlangsung sesaat. Gunung Merapi sebelumnya pernah terjadi letusan freatik," katanya.

Ia juga menjelaskan, status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap normal (Level I) dengan radius berbahaya adalah 3 kilometer dari puncak kawah.

"PVMBG tidak menaikkan status Gunung Merapi dan masih terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik," ujarnya.

Sementara itu, laporan mata Kompasianer Elizabeth Murni mengatakan, Gunung Merapi sempat mengeluarkan suara gemuruh dan getaran singkat.


"Awalnya saya kira pesawat terbang rendah atau kendaraan besar mengangkut alat berat lewat jalan depan rumah. Tapi tidak ada apa-apa, yang ada gemuruh semakin kencang, ada gempa sebentar. Kami langsung keluar karena dipikir gempar. Saat keluar lihat udara dan sudah ada asab tebal," katanya saat dihubungi Kompasiana.

Ia juga menceritakan saat kami menanyakan reaksi warga di sana. Menurutnya, warga di sana sudah biasa dengan adanya kejadian seperti ini.

"Warga di sini sudah terbiasa. Jadinya enggak panik, yang bikin panik justru pesan-pesan singkat tak jelas. Di sini juga semua aktivitas berjalan normal. Paling rumah-rumah dan jendela tertutup rapat menghindari abu," sebutnya.

Senada dengan Elizabeth, laporan dari Kompasianer Heri Deck pukul 09.24 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan letusan awan panas yang cukup kencang. "Suara bergemuruh terdengar sangat dashyat seperti bunyi truk yang menabrak rumah sangat keras dan berdentum menggelegar,"

Bagi Anda yang ingin mengabarkan langsung tentang kondisi terkini di terkait Gunung Merapi di Sleman, silakan menghubungi nomor kami di +6281381849362 atau bisa baca keterangan lengkap di sini.

(HAY/ibs)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun