Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dijajah Buku Sendiri

23 April 2018   19:36 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:41 3672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 2 tahun belakangan, Indonesia dijadikan tempat penyelenggaraan pameran buku Big Bad Wolf di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City. Ada 3 kata yang paling tidak bisa menggambarkan meriahnya pameran buku tersebut: murah, ramai dan kualitas.

Sebagai generasi yang gampang terpengaruh oleh keriuhan sosial media, Widha Karina akhirnya ikut penasaran dan tertarik karena update-an teman-temannya tentang Big Bad Wolf, 2016. Hal pertama yang didapati ketika mendapati pameran buku tersebut adalah memangnya orang Indonesia segitunya nyari buku? Segitunya suka buku dan mau membelanjakan banyak uang untuk buku? Widha Karina bangga, "ternyata orang Indonesia beringas juga berburu buku!" tulisnya.

Hal serupa jadi perhatian Bambang Trim pada acara Kompas-Gramedia Fair (KGF) 2015 di JCC, Jakarta. Ia melihat, di kota meski daya beli orang-orangnya tinggi, apalagi mereka yang dicap kelas menengah, entah mengapa minat membelinya tidak terlalu kencang. Faktanya penjualan buku di toko-toko buku mulai menurun.

Ajang seperti KGF yang mendiskon habis buku-buku bagus kadang membuat kalap mereka yang punya waktu sekaligus punya uang di kota. Minat mereka dibangkitkan dengan tebaran buku-buku berharga murah.

"Beberapa kutu buku memang memaklumi seni berburu buku di arena-arena pameran atau pesta diskon semacam KGF," tulisnya.

Andai buku bisa diregulasi dan dipantau sirkulasinya, rasa-rasanya kutipan dari Mochtar Lubis ini ada benarnya: Buku itu senjata yang kukuh dan berdaya hebat untuk melakukan serangan maupun pertahanan terhadap perubahan sosial, termasuk perubahan dalam nilai-nilai manusia dan kemasyarakatan.


(HAY)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun