Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Menulisi Waktu

12 Juni 2018   17:12 Diperbarui: 12 Juni 2018   19:34 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter Kultur Tava @kulturtava

Sejak itu pula aku menenggelamkan diriku pada pekerjaan. Waktu berjalan begitu cepat, hingga tak kusadari kemarin pagi, teman-teman di kantor memberiku surprise dengan sepotong kue tart cantik sambil menyanyikan lagu ulang tahun untuk usia ke-35 tahunku. 

"Ryanti sudah dipanggil Tuhan saat usia perkawinan kami menginjak tahun kesepuluh. Menjelang pulang ke rumah Bapa di Surga, dia selalu mengigau namamu, memohon Engkau memaafkannya," pertahananku runtuh. Aku memangis. 

Hidup bukan semacam fiksi. Hidup adalah kisah nyata yang setia menulisi waktu.

"Pergilah, Pram. Kumaafkan atas nama Ryanti demi istirahat kekalnya di surga."

"Pergilah,Pram. Bawa serta duri itu. jangan pernah kau cabut di hadapanku. Aku tak ingin melihat lukaku berdarah lagi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun