Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

11 Cerpen Desember 2015 Pilihan Kompasiana

10 Januari 2016   20:31 Diperbarui: 11 Januari 2016   18:13 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kehancuran pelan-pelan. Sebuah kehancuran yang rapi, lembut, tersembunyi. Kehancuran yang dikerjakan kaum intelegensia dan disembunyikan media massa.”

“Sebab apa?”

“Bukan karena letupan gunung Gamalama. Bukan karena gempa dan gelombang tsunami. Ini kehancuran yang berjalan karena operasi-operasi canggih yang mengapling sumber daya alam, menarik surplusnya, menciptakan keterbelahan pro-kontra warganya, dan tertawa sinis di balik panggung pertunjukan konflik dan polemik. Kekuatan-kekuatan trans-nasional itu sudah selesai membuat peta, mereka sedang mencari pintu masuknya, sedang membentuk unit-unit marsosenya.”

6. Cinta dan Angan: Mimpi Bertemu Sapardi

"Dunia sastra di Indonesia itu masih romantik. Sastra hanya seputar keindahan. Sibuk dengan estetik." - Seno Gunira Adjidarma.

Segala hal yang romantik, tak melulu soal cinta. Tapi cinta, selalu menghadirkan sesuatu yang romantik. Begitulah Andi Wi menghadirkan karya-karya berupa cerita pendek atau puisi. Lihat saja beberapa serial "Hal-hal yang Terjadi Ketika Kamu Pergi", kita akan disajikan betapa menunggu adalah kegiatan Yang-Agung.

Namun, pada cerita "Cinta dan Angan: Mimpi Bertemu Sapardi", Andi Wi hadir dengan cinta yang meluap! Letupan-letupan kata cinta hadir hampir di tiap paragraf hingga membacanya kita tidaklah bosan. "Jika dianalogikan seperti makan, tidaklah perlu empat sehat lima sempurna dan satu gelas susu sapi hangat sebagai pelengkap. Cukup seperti makan nasi dan lauknya kerupuk. Sederhana, bukan? Ya, dengan kata imbuhan ‘sangat’ kamu pasti berkata demikian. Keinginan saya ialah dicintainya dengan angan. Saya mencintainya diam-diam dan ia mencintai saya dalam-dalam."

7. Antimitos

"Semula kemauan saya menulis lahir karena ketidaknyamanan dengan prespektif sejarah yang hanya satu sisi.... dan hal itu selalu membuat saya miris dan bertanya-tanya." - Laksmi Pamuntjak

Ada keresahan yang terbaca pada cerita Tasch Taufan ini: bahwa waktu dapat memberi jawaban. Barangkali ada yang tak bisa disembuhkan waktu, masa lalu. Sebuah cerita yang beralas dendam sebagai acuan.

"Pengkhianat, biasanya, memakai baju paling indah, tersenyum paling manis, di antara pendukung, dia telah menerawang pertanda itu. Tak ada kata lain, tak ada cara lain baginya, selain tetap waspada, dalam situasi apa pun, kekuasaan, bisa berbalik menerkamnya, seperti Serigala lapar, dia siap sudah, melakukan perlawanan, bagai Harimau terluka, jika terdesak, namun, dia berjanji pada dirinya untuk tidak membabi buta."

8. Melihatmu, Melihat Suamiku

"Menulis bermodal ingatan, sama saja membunuh ingatan itu sendiri." - Zen RS

Menjelang Kompasianival 2015, DesoL akhirnya mengeluarkan buku pertamanya: Kumpulan Cerita "MATI". Dari buku itulah (bagi yang sudah membacanya) akan tahu bahwa DesoL tak akan pernah kehabisan cara untuk menceritakan kematian. Kematian apa pun: perasaan, nyawa, sampai ingatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun