Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

11 Cerpen Desember 2015 Pilihan Kompasiana

10 Januari 2016   20:31 Diperbarui: 11 Januari 2016   18:13 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada cerita ini pun, DesoL piawai menggiring pembacanya sampai akhir cerita dan mengetahui apa yang jadi maksud sebenarnya.

Aku melihat diriku sendiri. Dibawa polisi. Ditidurkan di balik jeruji besi. Kubisikkan pada yang bertubuh tambun, “Ingatkah kau bahwa sekarang adalah hari ibu? Maukah kau memelukku?”

Berbanding terbalik memang dengan cerita-cerita DesoL yang lain pada cerita ini, yaitu menghidupkan ingatan yang telah mati.

9. Aku Punya Cerita Bohong untuk Kalian

"Saya menulis karena di dalam jiwa saya telah diinspirasi oleh pengalaman-pengalaman yang sangat mengguncangkan jiwa. Dan saya menulis dalam ketakutan." - Ahmad Tohari.

Kadang kita tak bisa membedakan mana cerita yang benar-benar ditulis fiktif dan mana yang tidak. Tapi, kita akan sepakat, segala tulisan, barangkali, lahir berdasarkan pengalaman.

Cerita milik Loganue Saputra Jr ini, sungguh menyajikan sebuah kisah yang rinci, yang barangkali baru kita dapati dari sebuah pengalaman yang nyata. Seorang lelaki dengan setelan kemeja merah hati kotak-kotak memangku gitar di atas panggung, rambutnya hitam bercampur perak tergerai hingga ke bahu, kumis dan jambangnya rapi, matanya tajam penuh karisma, dia mendekatkan bibirnya ke microphone lalu mulai mementing gitarnya, dia menyanyikan lagu Jeff Bridges yang berjudul Everyting But Love. Dan ketika lagunya sudah hampir berakhir aku pun mempersiapkan diriku.

10. Yang Tersisa Dari Kita Hanyalah Koteka

"Ada hal-hal yang harus dilakukan, yang jauh lebih berharga daripada sekadar kebebasan: menulis." - Eka Kurniawan.

Gaya bertutur dalam menulis memang tidak bisa dipukul rata. Misal, tidak melulu gaya tulisan yang mengikuti kaidah EYD jauh lebih baik, tenimbang yang tidak. Inem adalah satu di antara. Kemampuannya bertutur dengan ringan dapat membuat sesuatu yang dianggap tabu, menjadi layak untuk disimak.

Rasa rindu pada kekasihnya meledak-ledak. Bak rahim seorang ibu menjelang kelahiran anaknya. Otot-otot dalam perutnya berkontraksi tiada henti.

11. Panik

"Dengan menulis, ada satu ruang kosong yang bisa dikembangkan. Salah satunya, memperkaya penghayatan seseorang mengenai Tuhan –berketuhanan." - Joko Pinurbo.

Dari cerita Panik milik Ikhwanul Halim, kita kembali mengingat bahwa dulu pernah terjadi tragedi kemanusiaan yang pada akhirnya menyatukan: tsunami. Dengan mengingat itu, kita pun disadarkan ada yang jauh lebih besar dari kita: Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun