Saat jatuh, Byson menimpa karyawannya itu dan pria tersebut akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Byson yang berusia 40-an saat itu, kemudian didakwa melakukan pembunuhan.
Di pengadilan, beberapa tetangga Byson menjadi saksi memberatkan.
Sang ibu, Lucy, duduk di kursi belakang di dalam ruang sidang. Dia tak kuasa mendengar hakim membacakan vonis dan terpaksa bertanya hasil pengadilan.
Baca juga: Tidak Ada Algojo, 81 Terpidana Mati di Zimbabwe Belum Dieksekusi
"Saat saya diberitahu dia dijatuhi hukuman mati, air mata saya jatuh," ujar Lucy.
Peristiwa ini terjadi menjelang masa akhir pemerintahan totaliter Hastings Banda yang menguasai negeri itu sejak 1964.
Byson masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana horor yang dia rasakan saat menunggu giliran menghadapi apa yang dia sebut sebagai "mesin pembunuh".
"Saat saya diberitahu untuk pergi ke bagian terpidana mati menunggu giliran digantung, saya merasa sudah mati," kenang Byson.
Saat itu, hanya ada satu orang algojo di Malawi. Dia adalah warga Afrika Selatan yang bepergian ke beberapa negara Afrika untuk menggantung terpidana mati.
Baca juga: 50 Orang Melamar Jadi Algojo Hukuman Gantung di Zimbabwe
Dia tiba di Malawi hanya sekali tiap beberapa bulan. Dan, para terpidana mati tahu jadwal kedatangan sang algojo.