Namun, dari 1.200 responden yang disurvei pada 10 hingga 19 November 2018, tidak sampai 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui lima program tersebut.
"Program Prabowo-Sandiaga belum masif terdengar. Rata-rata di bawah 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui," ujar peneliti LSI Rully Akbar di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Baca juga: Survei LSI: 2 Bulan Kampanye, Elektabilitas Jokowi-Maruf 53,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 31,2 Persen
Sebanyak 25,6 persen responden mengaku pernah soal program OK OCE dinasionalkan.
Sementara 23,5 persen mengetahui program Gerakan Emas atau Emak-emak dan Anak Minum Susu.
Kemudian, sebanyak 18,7 persen mengakui pernah mendengar program terkait larangan impor.
Selain itu, 13,5 persen responden pernah mendengar soal program menaikkam gaji PNS dan 10,2 persen terkait pengangkatan guru honorer.
Baca juga: Survei LSI: Program Prabowo-Sandiaga Belum Banyak Didengar Publik
Selain itu, lanjut Rully, kelima program tersebut tidak masuk daftar 10 isu teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial.
Berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media. Online, yakni:
1. Hoaks Ratna Sarumpaet