Mohon tunggu...
Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Palembang

Wadah, ruang silaturrahim, sharing and connecting Kompasianer Palembang menyuarakan Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

[Seminar Online Psikologi] Berdamai dengan Covid 19

2 Mei 2020   12:59 Diperbarui: 2 Mei 2020   14:32 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
e flyer Berdamai dengan Covid 19 (Dok. Kompal)

Pandemi covid 19 ini telah berlangsung selama beberapa bulan, bahkan banyak dari kita telah melakukan karantina berminggu-minggu.

Bagi sebagian orang seringkali gara-gara informasi yang beredar di media sosial memunculkan kecemasan tersendiri dalam menghadapi pandemi covid 19 ini, bahkan tak jarang membuat kita semakin takut terhadap wabah. 

Bukan hanya cemas akan tertular, jauh lebih mencemaskan ketika kita menjadi OTG carrier yang dapat membahayakan orang-orang di sekitar kita.

Kita menjadi orang yang selalu mencari tahu perkembangan covid 19 ini. Kita terpicu untuk mencari tahu informasi mengenai covid 19 ini, agar selalu update. Persoalannya informasi yang beredar juga kadang sulit dipertanggung jawabkan dan semakin menekan psikologis kita.

Kadang, tanpa mencari tahu pun informasi covid 19 yang dapat membuat cemas ini malah muncul di media sosial kita begitu saja. Karena dengan kebijakan physical distancing, mau tidak mau interaksi kita dengan gadget dan media sosial semakin tinggi dibandingkan sebelumnya. 

Informasi mengenai pandemi covid 19 dengan berbagai ceritanya mendatangi kita bertubi-tubi. Bukan hanya dari media sosial, televisi bahkan sampai di setiap grup WA. 

Sebagian dari kita boleh jadi merasa frustasi dan kebingungan dengan situasi pandemi ini, bahkan ada kalanya merasa jangan-jangan sebenarnya kita pengidap covid 19 atau orang-orang yang di dekat kita menderita covid 19. Sehingga situasi ini membuat kita selalu jaga diri hingga tanpa sadar berubah menjadi ketakutan yng tidak terkendali.  

Belum lagi ditambah berbagai teori konpirasi yang semakin meneror. Kebijakan physical distancing untuk pencegahan covid 19 ini juga tak urung memunculkan kecemasan baru pada perubahan sumber-sumber ekonomi kita. Begitu banyak informasi yang masuk ke kepala kita yang pada akhirnya membuat kita merasa overloaded tetapi tetap saja ingin tahu.

Covid 19 jelas bukan hanya menularkan penyakit fisik yang saat ini tengah dicegah bersama oleh seluruh warga dunia. Tetapi efek lainnya, seperti gangguan kesehatan mental juga dapat terjadi. 

Salah satunya adalah Fomo. Fomo adalah (Fear of Missing Out), merupakan suatu sindrom kecemasan sosial yang ditandai adanya keinginan yang besar untuk terus menerus terhubung dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain melalui dunia maya. 

Mereka yang mengalami Fomo di media sosial ternyata mengalami pemuasan kebutuhan, mood, dan kepuasan hidup yang rendah dalam kehidupan nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun