Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pernikahan Kedua yang Berakhir Tragis

24 Agustus 2023   10:11 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:13 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: People.howstuffworks.com, diolah pribadi

Lingga tidak menjawab. Ia hanya menunggu momen itu. Aweng sudah tidak penting lagi baginya. Saat itu ia hanya ingin menghambur keluar dari rumah. Pergi sejauh mungkin. Berlari kencang, menyusuri jalan raya.

Sebuah truk datang dari arah berlawanan. Menyisir kencang jalanan ibu kota. Tabrakan tak terelakkan lagi, Lingga terjerembab bersimbah darah.

**

Aweng meratapi nasibnya, ditinggali istri tercinta. Hanya selang seminggu usia perkawinannya. Ia ingin marah, tetapi kepada siapa? Om Akiong sudah memperingatinya. Lalu kepada istri pertamanya? Wanita itu bahkan tidak pernah menghiraukannya.

Tiada lagi yang bisa ia lakukan, selain meratapi nasibnya yang malang.

Malam itu disambut dengan kesedihan. Jasad Lingga terbujur kaku di dalam peti mati. Asap hio membumbung tinggi, menghantar kesedihan yang tak bertepi.

Sudah lebih dari 10 jam, Aweng belum juga beranjak dari tempatnya. Duduk bersimpuh di samping peti mati. Semua ucapan duka cita hanya terdengar seperti hembusan angin. Tidak tedengar sama sekali. Tidak berarti sama sekali.

Lalu, bayangan kesedihan itu pun datang. Kembali ke masa dua puluh tahun lalu. Saat itu Aweng baru berusia 9 tahun. Usia transisi kata orang China. Jika tidak berhati-hati maka nyawa melayang.

Itulah sebabnya Ibunya membawanya ke sana. Lengkap dengan baju tangsuit dan topi bulat hitam. Tidak lupa pula kain merah yang disematkan melintang dari pundak hingga ke pinggang.

"Kita bikin apa, Ma?" tanya si Aweng kecil.

"Kamu akan segera menikah, Anakku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun