Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ketika JKT 48 Membuat Jepang Tunduk pada Korea Selatan

1 September 2022   06:34 Diperbarui: 1 September 2022   06:43 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika JKT 48 Membuat Jepang Tunduk Pada Korea (gambar: youtube.com)

Seorang gadis dalam balutan jaket varsety berwarna biru putih, tampak sedang duduk di pagar pembatas jalan. Sesaat kemudian headset dipasang ke telinganya, dan musik mulai terdengar.

"Flying High"

Sejak pertama kali dirilis di Youtube pada juni 2022 lalu, Music Video (MV) Flying High telah ditonton 2,4 juta kali hingga Agustus 2022. Rekor tercepat dari seluruh MV JKT 48.

Tapi grup idol yang merupakan grup saudari AKB 48 ini tidak terlihat lagi seperti biasanya. Mereka tidak mengenakan seragam sekolah imut-imut ala Sailor Moon. Mereka tidak juga berdansa dalam gerakan yang sama ala senam pagi.

Mereka tampil lebih dewasa dan lebih berani. Baik dari sisi berbusana maupun koreografi. Menggabungkan R&B, Rap, dan Pop Dance dalam satu panggung.


Close up shot dalam MV terbaru ini juga berbeda. Jika sebelumnya banyak menampilkan senyuman polos anak remaja,  kali ini terkesan lebih dewasa dan cuek, terkadang jutek.

Apa yang terjadi?

J-Pop telah ditinggalkan, JKT48 mengadopsi persona K-Pop yang sedang laku di pasaran.

Tidak terlalu mengherankan, sebabnya MV tersebut ditangani oleh Mat Rad dan August Rigo, dua produser kondang yang telah banyak menangani MV K-Pop kelas dunia, di antaranya BTS.

Sejatinya, sejak dibentuk pertama kali pada 2011 silam, JKT 48 bukan hanya sekadar grup idol saja. Mereka juga telah menjadi duta dunia hiburan Jepang. Namun satu dekade telah berlalu, sepertinya manajemen JKT48 juga harus mulai memikirkan permintaan pasar.

Menurut manajemen JKT 48, J-Pop dianggap sudah tidak bisa menjamin masa depan JKT 48. Sejak 2010, invasi K-Pop, drakor, dan film telah menunjukkan kedigdayaannya.

Sepanjang 2021, terdapat 7,8 miliar tweet tentang K-Pop di seluruh dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang terbanyak. Bahkan di Jepang, industri hiburan di sana masih terkesan menjadi kelas dua. Popularitas mereka kalah dengan Korea Selatan.

Tentunya Jepang juga tidak tinggal diam. Kampanye "Cool Japan" sudah bergaung sejak satu dekade silam. Jargon tersebut seolah-olah menjadi genderang perang dari Jepang atas invasi Korean Wave yang telah terjadi secara sistematis.

Hasilnya? Sepertinya Jepang kalah telak.

Korea Selatan telah berhasil mengubah persepsi dunia tentang Korea Selatan melalui industri hiburannya. Pemerintah bekerja melalui lembaga yang bernama Korean Cultural Centre (KCC).

Sementara pelaksanaan di lapangan dilaksanakan oleh Korea Creative Content Agency (KCCA). Mereka bertugas untuk mempromosikan industri hiburan, sekaligus budaya Korea di seluruh dunia.

Strategi ini terbukti berhasil. Korean Wave tidak saja berhasil mengangkat nama negara, menciptakan basis penggemar drakor dan K-Pop di seluruh dunia, tapi juga membuat produk-produk Korea laku di pasaran.

Salah satu contoh datang dari perusahaan mobil Hyundai. Ioniq, produk terbarunya berhasil meraup 90% pasar mobil elektrik di Indonesia. Kualitas adalah satu penyebab, tetapi jangan remehkan pengaruh BTS di Indonesia.

"Jika Indonesia menganggap budaya Korea itu "cool" maka konsumsi produk Korea Selatan juga akan terstimulasi," ujar seorang official KCC dikutip dari sumber [1]

Dan memang strategi ini penting bagi Korea Selatan. Sejak pertama kali dibentuk KCC dan KCCA bagaikan dua lembaga yang tak terpisahkan.

Sementara Jepang sendiri masih berjibaku dengan strategi besarnya. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mendapatkan tanggung jawab utama untuk mempromosikan budaya Jepang di seluruh dunia. Salah satunya adalah melalui industri hiburan.

Namun kerja mereka tidak didukung oleh Kementerian Komunikasi yang bertanggung jawab terhadap dunia broadcasting di Jepang. Tidak ada komitmen yang pasti terhadap konten apa yang pantas untuk dijadikan bahan promosi.

Sepertinya Jepang tidak perlu repot-repot dulu berpikir mengenai peperangan di luar negeri. Di Jepang sendiri, serangan Korean Wave sudah sangat mengkhwatirkan.

Dikutip dari Antara, tahun 2021 merupakan tahun emas bagi grup band idol BTS. Di Jepang, mereka berhasil menjadi artis internasional pertama yang terlaris. Grup asal Korea Selatan itu berhasil menduduki posisi puncak pada total penjualan artis berdasarkan album single online, streaming online, dan DVD.

Kendati demikian, Jepang belum menyerah. Sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan bahwa 51% dari penduduk negara Asia Tenggara masih tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang budaya Jepang.

Tapi menurut mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, selama Jepang tidak mengubah paradigmanya, promosi tentang budaya Jepang akan menjadi bumerang bagi negara itu sendiri. Tidak sesuai dengan selera pasar hanya beda tipis dengan ketinggalan zaman.

Kembali kepada JKT48. Secara strategi, manajemen sudah mengambil langkah yang tepat. Berkiblat kepada Korea Selatan dan beralih dari negeri kelahiran grup idol 48 tersebut. Alasannya untuk masa depan yang lebih baik.

Menarik untuk melihat kelanjutannya. Apakah AKB 48 yang merupakan ikon J-Pop juga akan mengikuti strategi saudari Indonesianya itu? Lebih penting yang mana? Idealisme atau cuan?

**

Acek Rudy for Kompasiana

**

Video Flying High JKT 48

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun