Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Miyawaki Sakura, Louis Vuitton, dan Hubungan Toksik Korea-Jepang

21 April 2022   20:27 Diperbarui: 23 April 2022   07:15 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miyawaki Sakura, eks member IZ*ONE(Soompi ) 

Apa penyebabnya?

Luka lama sudah terbentuk lebih dari seabad lalu. Tepatnya pada tahun 1910 saat pendudukan Jepang di Korea yang berakhir hingga 1945. Selama masa sulit itu, Jepang telah melakukan banyak eksploitasi.

Militernya melakukan kejahatan perang, menyiksa ribuan pria dan menjadikan wanita Korea sebagai budak seks.

Nampaknya, waktu tidak membuat Korea memaafkan sejarah. Isu tentang kekejaman Jepang telah menjadi warisan budaya Korsel dari generasi ke generasi.

Tahun 1950 adalah awal normalisasi hubungan kedua negara ini. Korea Selatan mengajukan syarat, Jepang harus meminta maaf. Tapi, Jepang menolaknya. Mereka tidak mengakui adanya kejahatan perang. Pemerintah mereka melihat dari sisi berbeda, mengakui sejarah versi mereka.

Akibatnya posisi setara dari kedua negara ini sulit tercapai.

Pada tahun 1953, perang Korea yang berlangsung sejak 1950 menciptakan dua kubu. Utara yang berpaham komunis dibeking oleh Soviet dan China. Sementara Selatan bertahan dengan dukungan Amerika Serikat.

Atas nama kepentingan ideologi, Amerika pun memaksa agar Tokyo dan Seoul kembali berdamai. Kedua negara ini sepakat. Korea Selatan sadar jika Jepang adalah sekutu utama Amerika di Asia.

Di sisi lain, Jepang mengkhwatirkan ancaman dari China dan Korea Utara. Tentunya bersatu dengan Korea Selatan adalah cara yang paling tepat andaikan Amerika tidak lagi melindungi mereka.

Kondisi politik membuat Jepang dan Korea Selatan kembali mesra.

Pada tahun 1960, Korea bukanlah negara besar seperti saat ini. Karenanya hubungan diplomatik dengan Jepang harus kembali sehat. Agar Jepang dapat membantu mereka dalam pembangunan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun