Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Dituding sebagai Perdana Menteri, Lalu Bagaimana Aturannya?

9 April 2022   05:15 Diperbarui: 9 April 2022   05:22 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Ini Dituding Sebagai Perdana Menteri (gambar: tribunnews.com)

Namun, beda lagi dengan Rusia. Kita mengenal Vladimir Putin, tapi Dmitry Medvedev kurang terkenal. Putin itu presiden dan Medvedev Perdana Menteri.

Rusia yang menganut sistem Republik Federal, menempatkan posisi Perdana Menteri setara dengan Wakil Presiden.

Presiden di Rusia dipilih oleh rakyat. Sementara Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan menggantikan Perdana Menterinya. Hal ini yang membuat mengapa peran Presiden Rusia lebih sentral dari Perdana Menteri.

Secara politis, dengan figur sentral Putin, tentu saja Presiden Rusia adalah sosok yang lebih kuat dibandingkan Perdana Menteri.

**

Sekali lagi UUD 1945 tidak mengenal jabatan Perdana Menteri. Tentu saja panggilan Perdana Menteri kepada sang Menteri adalah ungkapan politis semata.

Namun, melihat kenyataan kekuatan Perdana Menteri di beberapa negara, apakah bidikan yang diberikan kepada sang Menteri tersebut tepat?

Menurut saya, Presiden punya hak penuh untuk mengangkat para pembantunya. Tentu saja yang ia rasa berkompeten dan mudah diajak kerjasama adalah pilihan terbaik.

Tidak lupa juga chemistry. Mudah memahami instruksi Presiden akan membuat urusan negara menjadi lancar. Rakyat juga yang diuntungkan.

Dan tentunya, para punggawa negara ini harus tunduk pada perintah Presiden. Jika tidak, Presiden memiliki hak veto untuk Reshuffle.

Jadi, sekali lagi. Abaikan urusan politis, abaikan panggilan Perdana Menteri. Serahkan urusan negara kepada yang berwenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun