Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana Award dan Para Centang Hijau

8 November 2021   19:34 Diperbarui: 8 November 2021   19:51 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana Award dan Para Centang Hijau (sumber gambar: kompasiana.com)

Syarat dan ketentuan memang tidak kasat mata, tapi ada semacam aturan yang tidak tertulis. Mereka yang tidak bisa masuk daftar nominee meskipun dicalonkan adalah;

  • Mereka yang belum tervalidasi.
  • Mereka yang bergabung belum setahun.
  • Mereka yang tidak aktif menulis.
  • Mereka yang aktif menulis, namun kualitas tulisan belum masuk pilihan.
  • Mereka yang masih centang hijau.

Lho? Apakah "syarat" terakhir ini ada? Jika dibaca dari ufuk timur hingga ke pantai utara, tidak tertulis demikian di aturannya. Namun, pada kenyataanya semua nominee bercentang biru. (Ini berkaca pada Knival 2020, entah kalau sebelumnya ada)

Sejujurnya hal ini sensitif untuk dibahas. Banyak penulis andal yang berasal dari kaum "hijau." Mereka produktif, sering dapat label. Isi tulisannya bernas dan interaksinya cergas.

Banyak pula di antara mereka yang sudah dedengkotnya K. Ada yang sudah bergabung sejak 10 tahun lalu dengan produktivitas tulisan mencapai ribuan. Sayangnya, ketidakberuntungan mereka hanya satu, masih hijau.

Masalah centang memang hak prerogatif Mimin. Sang Kompasianer harus melengkapi dua kaidah. Kualitas dan kuantitas. Tulisnya bagus, tapi tidak rajin, belum bisalah. Artikelnya banyak, tapi kurang label, tidak bisa juga.

Itulah mengapa posisi centang hijau dalam perhelatan Kompasiana Award selalu bak si punguk merindukan bulan. Sekali lagi tidak apa-apa, ini adalah aturan main yang (mungkin) sudah berlaku.

Namun, Acek sendiri punya pendapat berbeda. Memang betul, menulis di Kompasiana membutuhkan kualitas dan kuantitas. Namun, di antara semuanya itu, ada satu unsur yang lebih penting, yakni durabilitas.

Kita sudah mengenal tiga penulis dengan durabilitas teruji. Ada Pak Tjiptadinata, Om Katedraradjawen, dan Mas Rustian Ansori. Tulisan mereka sudah mencapai angka lima ribuan.

Acek sendiri masih sadar diri. Ngejar angka 1000 saja ngos-ngosan. Namun Acek juga yakin jika stamina ketiga Kompasianer ini bukan gegara centang biru ataupun pengakuan lainnya. Acek rasa mereka memiliki rasa cinta yang besar terhadap literasi dan khsusunya, Kompasiana juga.

Jika tidak, maka boro-boro nahan ribuan tahun dan menulis belasan artikel. Eh, kebalik ya.

Coba lihat saja fenomena "akhir-akhir" ini. Banyak yang misuh-misuh gegara dihina senior, gegara admin salah pencet, gegara pengelola main diskon Reward. Amsiong dah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun