Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Sadis Suster Jane dan Senyuman Khasnya

23 Agustus 2021   05:50 Diperbarui: 23 Agustus 2021   06:03 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Sadis Suster Jane dan Senyuman Khasnya (allthatsinteresting.com)

**

Setelah kematian beruntun anggota keluarga Davis, kamar Jane digeledah polisi. Di sana polisi menemukan morfin dalam jumlah yang banyak. Jane bukanlah pecandu. Ia pun mengakui motifnya.

Jane ternyata pernah meminjam uang kepada keluarga itu. Sayangnya, ia tidak bisa melunasinya dalam tenggat waktu yang dijanjikan. Untuk itulah ia membunuh Nyonya Davis dan Nyonya Gordon.

Namun, Jane punya motif lain. Ia tertarik kepada Pak Davis dan ingin menikahinya. Tapi, Pak Davis tidak menanggapinya. Jane kemudian membunuh Nyonya Gordon sembari mengharapkan peluang bisa menikahi suaminya.

Ia tidak peduli dengan siapa ia akan menikah, yang penting kantongnya tebal.

Jane ternyata parno. Setelah melenyapkan tiga keluarganya, ia takut Jika Pak Davis dan anaknya Nyonya Gibbs curiga. Jane lanjut membunuh keduanya dengan racun.

Dokter menyatakan kematian keduanya wajar. Pak Davis meninggal akibat pecahnya pembuluh darah. Nyonya Gibbs meninggal akibat stres karena kematian sanak saudaranya.

Jane sangat lihai, ia mampu melihat peluang kapan harus melenyapkan. Ia juga bisa meyakinkan orang bahwa ia sangat memperhatikan pasiennya. Itulah mengapa selama ini tidak ada orang yang mencurigainya.

Pengakuan Jane berikutnya lebih mencengangkan. Ia dengan tenang mengaku kepada polisi bahwa ia menikmati acara pemakaman orang-orang yang ia kenal.

Senyum khas Jane, sungguh mengerikan.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun