Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Umat Buddha Namaskara (Bersujud) di Hadapan Bhikkhu yang Juga Manusia?

26 Mei 2021   10:15 Diperbarui: 26 Mei 2021   10:32 5914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Umat Buddha Namaskara (Bersujud) Pada Bhikkhu (viharaariyadipasena.com)

Sementara dalam kasus Linda, ia tidak melihat Tiratana dalam perwujudan yang jelas. Bukan sebagai suatu kesatuan. Tapi, sebagai bagian terpisah-pisah. Ia mengkultuskan Bhikkhu hebat. Memisahkannya dengan yang biasa-biasa saja.

Linda juga mengharapkan dosanya dihilangkan atau karma baiknya berbuah pada saat ia bernamaskara di hadapan "guru besar." Padahal itu bukan hal mutlak untuk mendapatkan rezeki atau kehidupan surgawi.

**

Ajaran agama Buddha tidak mengenal doktrinisasi. Tidak bernamaskara di hadapan Tiratana masih bisa masuk surga. Semuanya kembali kepada diri sendiri. Mengartikan Namaskara sesuai dengan hati.

Bernamaskara adalah menghormati yang perlu dihormati. Tidak hanya kepada Tiratana saja. Contoh, rakyat Thailand bernamaskara di hadapan rajanya. Dianggap sebagai sosok yang patut dihormati.

Sebagai manusia kita pun bisa melakukan hal yang sama. Bernamaskara di hadapan orang lain. Jika kita tidak punya Raja yang patut disegani, masih ada orangtua yang pantas dihormati.

Setiap tahun baru imlek, kami sekeluarga selalu bernamaskara di hadapan ayah-ibu. Pun anak-anakku juga bernamaskara di hadapan ayah dan ibunya.

Itu adalah wujud bakti. Sebab tanpa orangtua, kita tidak akan terlahir di dunia ini. Tanpa mereka, kita tidak akan tumbuh kembang menjadi dewasa. Tanpa kehadiran ayah-ibu, kita tidak akan mendapatkan kasih sayang di dunia ini.

Bernamaskaralah kepada yang patut dihormati. Tidak perlu dalam wujud Namaskara.

Saya menghormati seluruh manusia. Sembah-sungkemku bagimu semua adalah dalam bentuk Sembah-nuwun.

Seperti matahari dan bulan, kebenaran adalah sesuatu hal yang takbisa disembunyikan. Semoga dengan memahaminya, kebahagiaan akan datang menyerta.

Selamat Hari Raya Waisak. Semoga Seluruh Mahluk Hidup Berbahagia

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun