Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

A-Z DBD, Mulai dari Pesan Opa Tjiptadinata hingga ke Hubungan Seks

13 Maret 2020   14:41 Diperbarui: 13 Maret 2020   17:11 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus demam berdarah sedang mewabah di Indonesia, namun kasus di Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan tempat tersendiri di tengah maraknya status pandemi Covid-19.

Per Rabu (11/03/2020), Dinas Kesehatan NTT mencatat jumlah penderita mencapai 3.109 yang tersebar di 21 kabupaten dengan korban meninggal dunia sebanyak 37 jiwa.

Demam berdarah merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus denque akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Gejalanya adalah demam tinggi hingga 40 derajat celcius selama 2-7 hari, menandai turunnya trombosit dan stamina tubuh secara drastis.

Penderita harus mewaspadai resiko kebocoran pembuluh darah yang ditandai dengan bintik merah pada tubuh. Komplikasi demam berdarah yang berbahaya dapat berujung pada pendarahan hebat, kerusakan organ, hingga kematian.

Pasien DBD sangat dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, karena akan melalui masa kritis selama 24 hingga 48 jam lamanya. Masa-masa ini akan menentukan peluang pasien untuk bertahan hidup dan berakibat fatal jika tidak ditangani.

Berbagai jenis bantuan medis yang akan dilakukan adalah pemantauan tekanan darah, penambahan cairan infus elektrolit, hingga transfusi darah jika pasien mengalami pendarahan. Penanganan ini penting, karena sampai saat ini penyakt DBD ternyata belum ada obatnya.

*****

Suatu petang di dalam mobil menuju ke RS Siloam di kawasan Tanjung Bunga. Terjebak dalam kemacetan kota Makassar, penulis membaca artikel di Kompasiana. Tulisan Opa Tjptadinata menjadi santapan dalam perjalanan menjenguk seorang sahabat yang terkena penyakit Demam Berdarah Denque

"Ketika Saya Terkapar Terkena Demam Berdarah, Ini Obatnya membahas mengenai pengobatan alternatif untuk penyakit DBD.

Iseng penulis bertanya kepada supir yang telah setia menemani selama 20 tahun. "Bahar, kalau orang kena DBD, apa bagus obatna?"

"Anu bos... Masak ki air kelapa baru campur ki dengan jeruk nipis, bagus itu." Jawab Bahar yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai pengobatan tradisional Makassar.

Indonesia memang unik, menjadi langganan penyakit DBD, membuat negara kita tidak manja terhadap penyakit. Berbagai informasi dan literasi mengenai bermacam-macam ramuan alternatif bangsa melawan DBD, beredar bebas di dunia maya.

Jus jambu, daun pepaya, beras angkak, sari buah kurma, hanya sedikit contoh diantara klaim yang dapat menyembuhkan DBD.

Ini belum termasuk cara tradisional dari para dukun terkenal di kampung penari. Jika obat sudah bukan solusi, maka "jampi-jampi" diharapkan sebagai opsi.

Sebenarnya bukan hanya DBD, jika kita telaah lebih jauh, "hampir" seluruh penyakit memiliki cara dan riwayat penyembuhan yang berasal dari Bumi Nusantara.

Sebagai contoh, penyakit "panas dalam" tidak memiliki literasi sejenis dalam dunia medis. Kalaupun ada, maka kategorinya adalah infeksi tenggorokan, sementara berbagai obat tradisional sampai merek terkenal sudah menjadi label sebagai resep "inner heat" ini.

Kembali kepada DBD, mungkin karena frustasi atas belum ditemukan penawarnya, beberapa penelitian yang unik pun dilakukan.

Membersihkan genangan air dan hidup bersih adalah cara pencegahan agar manusia terbebas dari wabah DBD. Selain itu berbagai tanaman seperti Lavender, Lidah Buaya, dan Kulit Jeruk juga terbukti dapat memproduksi bau yang dapat mengusir nyamuk.

Namun bagaimana dengan musik dan bakteri yang dapat mencegah penularan nyamuk aedes aegypti ini? Nyatanya, sebuah penelitian dalam jurnal Acta Tropica, disebutkan bahwa lagu dengan genre dubstep karya Skrillex dengan judul Scary Monster dapat mengurangi pola berkembang biaknya nyamuk DBD.

Penelitian ini dilakukan secara ilmiah dengan menggunakan nyamuk kelaparan dan juga seekor hamster. Hasilnya cukup mengejutkan. Nyamuk yang mendengarkan lagu Skrillex, ternyata mengurangi aktifitas mereka mengerubungi sang hamster percobaan.

Hipotesa yang dibuat adalah dentuman lagu yang agresif membuat nyamuk bingung dengan sinkronisasi kepakan sayap yang mereka perlukan untuk menghisap darah dan kawin.

"Selain memberikan wawasan tentang sensitivitas pendengaran (nyamuk) Aedes Aegypti terhadap suara. Penelitian ini juga menunjukkan betapa rentan sifat-sifat kemampuan nyamuk menularkan penyakit setelah dipengaruhi musik elektronik." tulis mereka.

Lain lagi dari sebuah penelitian di Australia mengenai bakteri serangga Wolbachia, yang lazim ditemukan pada ngengat, lalat, capung, dan kupu-kupu.

Menurut peneliti World Mosquito Program (WMP), dokter Adi Utarini,

"Jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia. Dengan demikian maka virus denque akan dilumpuhkan, dan tidak akan menular ke manusia." tutur Utarini seperti dikutip rilis dari Kementerian Kesehatan RI ditulis Sabtu (24/8/2019).

Tidak mau kalah dari sohibnya Covid-19 yang lagi ngetrend, ternyata ada sebuah cerita mengejutkan datang dari Spanyol. Indikasi awal penularan manusia ke manusia dapat terjadi atas penyebaran kasus DBD ini. Caranya adalah melalui hubungan seks.

Kasus ini ditemukan di Madrid, Spanyol dan dialami oleh seorang pria berusia 41 tahun. Setelah ditelusuri, ternyata pasangan sang pria terkena virus DBD setelah berkunjung ke Kuba pada tanggal 10/11/2019.

Kasus pertama ini sempat membuat dokter bingung, karena sang lelaki yang juga terinfkesi DBD ini, tidak pernah melakukan perjalanan ke Kuba.

Seperti dikutip dari Susana Jimenez dari departemen kesehatan masyarakat wilayah Madrid.

"Analisis sperma mereka dilakukan dan mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya menderita demam berdarah tetapi juga virus yang persis sama yang beredar di Kuba."

Dengan munculnya kasus-kasus unik mengenai DBD ini, kita mendapatkan beberapa tambahan pengetahuan penting;

Yang pertama adalah mengenai banyaknya penawar yang tersedia di alam. Tidak perlu terlalu khwatir, karena Bumi Nusantara beserta seluruh isinya telah memberikan solusi sehat bagi bangsa.

Selain itu, ternyata musik genre tertentu dapat menjadi pilihan bagi mereka yang tidak mau repot menanam tumbuhan yang dapat mengusir nyamuk. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut, siapa tahu Musik Dangdut juga efektif dalam mengusir nyamuk.

Oh ya... Satu lagi, jika penyakit DBD sedang mewabah, ada baiknya mengurangi aktifitas hubungan intim dengan pasangan. Selamat yaa...

Sumber;

satu, dua, tiga, empat, lima

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun