Apakah mungkin ada manusia yang kebal dengan virus ini?Â
Menurut Kemenkes, dalam konteks penyebaran virus, ada tiga hal penting, yaitu host (orang), agent (penyakit atau virus) dan environment (lingkungan).
Kekebalan tubuh orang per orang, etnis satu dengan yang lain berbeda-beda.
Meskipun agen atau virus ini termasuk virus baru, namun masih dalam penelitian apakah virus ini sudah "menjadi lunak" setelah bermutasi dengan faktor genetika orang Indonesia.
Faktor lingkungan Indonesia dengan suhu tropis yang panas, dan juga kebiasaan orang Indonesia terpapar sinar matahari. Â
Menurut penulis, untuk sementara informasi dari Kemenkes sebaiknya diamini saja, lagipula sudah terdapat bukti bahwa kasus penyebaran SARS di Indonesia tidak separah negara lain.
Selain itu, bukti adanya kekebalan atas penyakit juga berada pada kisah Marry Mallon, yang merupakan Pasien 0 pertama dalam sejarah.
Dia kemudian mendapat julukan sebagai "Typhoid Mary" karena menyebabkan wabah tifus di New York, Amerika Serikat pada tahun 1906.
Mary berasal dari Irlandia dan bekerja di keluarga kaya sebagai tukang masak, dan dimanapun dia bekerja, selalu ada kasus demam tifus.
Namun Mary sendiri selalu tampil sehat dan tidak memiliki ciri ciri mengidap tifus, meskipun pada kala itu, tingkat kematian di New York akibat tifus berada pada angka 10%. Â
Kembali kepada film The World War Z. Akhir kata sang peneliti mendapatkan obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran.
Ternyata virus mematikan dalam kisah, juga memiliki selera tinggi. Para Zombie hanya memilih calon korban yang bertubuh sehat saja. Jika ada manusia yang sudah berpenyakit, maka tidak akan menjadi sasaran santapan para Zombie.
Dengan semua kemarutan, dengan semua kontroversi, dengan semua ketidakpastian, kadang khayalan menjadi sebuah jalan keluar terbaik.
Belajar dari film, apakah mungkin Indonesia telah menerapkan filsafat "The Tenth Man" dari Israel? 9 orang ahli mengatakan ada virus Covid 19 di Indonesia, sayangnya ada seseorang yang mengatakan "Tidak Ada."