Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Numerologi, Menghilangkan "Chiong" dengan Mendamaikan Angka yang Sedang Berkonflik

16 Februari 2020   19:51 Diperbarui: 16 Februari 2020   19:55 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: MichelleKnight.com

Dengan demikian konsep Chiong adalah perubahan yang mengusik rasa nyaman. Tidak lebih dan tidak kurang. Konsep Chiong ini tidak akan berlaku jika Sang Pekerja mau menolerir perubahan yang terjadi.

Chiong adalah Melawan Arus Kehidupan.

Hidup bagaikan perahu kertas yang sedang mengarungi sungai, kadang deras, dan kadang juga lambat.

Kadang terhenti karena batu yang menghalangi, dan kadang juga jatuh dari air terjun yang tinggi.

Namun semuanya dijalani tanpa terbebani. Manusia memelajari kebijaksanaan yang mengalir untuk hidup lebih baik. Tidak untuk melawannya.

Jika arus sedang deras, maka terjadilah keadaan yang tidak harmonis. Manusia memiliki ambisi dan daya upaya, namun pada saat situasi sulit, maka kebijaksanaan menjadi yang terutama. Memaksakan kehendak sama seperti mengundang Chiong berdatangan.

Jika terjadi perubahan yang drastis dalam kehidupan, bersikap tenang sambil menunggu peluang sangatlah disarankan.

Chiong adalah Tidak Menerima Kenyataan.

Kondisi adalah apa yang terjadi sekarang, bukan sebelum atau sesudahnya. Masa lalu bukanlah hal untuk disesali dan masa depan bukan pula hal yang perlu dikhwatirkan.

Terlepas dari seluruh proses yang membuat kondisi, dan seluruh daya upaya untuk memperbaiki kondisi, manusia harus menerima kenyataan.

Jika keadaan tidak harmonis, maka manusia cenderung untuk merasa tidak puas. Akibatnya muncullah energi negatif yang bermetamorfosis menjadi kemarahan, ketidakpuasan, penyesalan, keputusasaan, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun