Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbohong itu Mudah, Bisa Atas Nama Kebaikan dan Keterpaksaan

12 Februari 2020   17:15 Diperbarui: 12 Februari 2020   17:55 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freeimages.com

Fim Parasite yang mengguncang dunia dan memenangkan piala Oscar 2020 sebagai film terbaik, sarat berisikan kebohongan.

Dalam film ini, kita dapat melihat bagaimana keluarga Ki Taek yang miskin, memanipulasi fakta agar bisa bekerja di keluarga Park yang kaya raya.

Sepanjang film dipenuhi dengan ketegangan. Ketakutan akan terbongkarnya kedok keluarga Ki Taek menjadi biang kerok.

Inilah ciri khas kebohongan, terasa manis diawal, namun akan terasa pahit kemudian. Sampai kepada situasi dimana kita berani untuk mengungkapkan kebenaran.

Meskipun kadang kebohongan dapat dimaafkan, namun kita tetap harus berhati hati. Jika tidak disadari akan berubah menjadi sebuah kebiasaan. Berbohong merasuk jiwa sebagaimana narkotika meracuni tubuh.

Merasa bersalah untuk kali pertama, merasa lega untuk kali kedua, merasa nyaman untuk kali ketiga, dan dosis bertambah pada kali kali berikutnya.

Hal ini akan membentuk karakter diri sebagai pembohong. Tidak lagi melihat urgensi untuk bersikap jujur, minimal untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya.

Jika kebohongan sudah menjadi karakter, maka seseorang akan kehilangan kepercayaan dan masalah integritas akan menjadi pertanyaan.

Oleh sebab itu, apapun yang terjadi, kebohongan tidak boleh bertumbuh subur dalam diri. Berbohong adalah hal yang salah, dan jangan dibantah demi alasan apapun.

*****

Memang tidak mudah untuk tidak berbohong pada zaman dimana kejujuran sudah terbatas, namun jangan berhenti mencoba. Hal ini bukan keuntungan siapa siapa, melainkan untuk diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun