Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Normalisasi Hati dan Naturalisasi Pikiran

10 Januari 2020   07:14 Diperbarui: 10 Januari 2020   07:19 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict by Emma Art Gallery via Pinterest

Normalisasi hati adalah menambah daya tampung, agar kapasitas hati dapat bertambah dan membersihkan endapan agar aliran perasaan akan berjalan dengan lebih baik.

Sifat dari hati yang memproduksi perasaan, bagaikan air yang akan terbentuk sesuai dengan wadahnya.

Perasaan manusia akan terbentuk sesuai dengan kondisi hati yang berlaku pada saat itu. Jika hati sedang berbahagia, maka perasaan akan menjadi sejuk. Jika hati sedang tidak senang, maka perasaan yang sama akan mengikutinya.

Tentu mudah untuk mengatakan bahwa bentuklah hati agar senantiasa berbahagia, namun sifat air adalah cair adanya. Air yang berada dalam suatu wadahpun tidak akan mengikuti bentuk wadahnya jika berada dijalan yang bergelombang.

Untuk itu, maka perasaan tidak dibuat untuk ditentang atau dimanja. Memahami bahwa perasaan adalah sebuah fenomena cair yang akan selalu berubah pada waktunya, adalah hal yang bijaksana.

Perasaan yang menyenangkan maupun tidak, seharusnya akan masuk kedalam hati tanpa diminta. Menambah daya tampung hati agar kita siap menerima seluruh perasaan yang masuk. Kapasitas hati yang besar dapat menjaga agar perasaan tidak meluap, yang dapat mengakibatkan banjir sumpah serapah ke para tetangga.

Namun jangan membiarkan seluruh perasaan terlalu lama dihati, karena air yang jernih adalah air yang mengalir, bukan yang diam didalam lubuk kamar mandi. Aliran perasaan harus dipastikan untuk berjalan tanpa henti.

Perasaan yang sedih tanpa dialirkan akan menimbulkan endapan lumpur baru yang bernama keputusasaan. Perasaan bahagia yang tidak dialirkan akan menimbulkan sedimen baru yang bernama kemelekatan.

Alirkanlah perasaan tanpa hambatan dengan melihat fenomena perasaan sedih dan bahagia sebagai sebuah keadaan dan ketiadaan, layaknya siklus hidrologi yang akan terus berputar tanpa lelah.

Naturalisasi Pikiran.

Naturalisasi pikiran adalah membawa pola berpikir kembali kepada fungsinya yang alamiah, penuh dengan tanaman dan ekosistem yang seharusnya berada disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun