Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tabir Terbuka, Kasus Brigadir J, Sebuah Sisi Lain Jendral!

17 Agustus 2022   10:47 Diperbarui: 17 Agustus 2022   11:43 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapat menjadi jendral itu bukan perkara mudah. Disisi lain harus cerdas, tangkas dan berprestasi. Tetapi adakah sisi lain yang membuat seseorang dapat menjadi jendral?

Tabir kasus Brigadir J yang menyeret Irjen Ferdy Sambo menjadi catatan penting bagi seorang jendral. Bagaimana itu dapat dicapai, disisi lain kematangan sebagai Jendral sendiri penting. Kasus FS seperti telah membuka jalan pada public menjadi Jendral itu?

Ya sampai hari ini saya memang tidak habis pikir, kok bisa sebegitu kalapnya Irjen Fery Sambo menghabisi orang yang notabanenya anak buahnya sendiri yaitu Brigadir J?

Atau dengan penguasaan diri yang tidak teruji sebagai jendral bintang dua di kepolisian Indonesia. Hingga akhirnya FS katanya kalap menyuruh Bharada E untuk menembak Brigadir J, dan pengakuan terbaru Bharada E, FS juga ikut menembak Brigadir J.

Sebegitkah penting ketika penyelsaian masalah bisa dengan cara-cara yang lain harus dengan kekerasan, bahkan merenggut nyawa hingga hilang masa depan orang yang bersangkutan dan keluarganya?

Atau dengan jabatan Jendral sendiri yang terseret dalam kasus tersebut, apakah memang ada motif pembunuhan lain, yang mana tidak hanya lecehkan harkat dan martabat keluarga FS saja yang menjadi dasar?

Menyayangkan Jendral

Yang pasti motif sendiri masih putih abu-abu. Kepolisian juga terkesan sangat hati-hati membuka motif tersebut. Apa yang sebenarnya menjadi dasar penembakan Brigadir J?

Maka dari itu saksi kunci motif penembakan Brigadir J ada pada Putri Sambo, Istri Ferdy Sambo atau FS sebagai orang yang sedikit banyak terlibat dalam pembunuhan Brigadir J tersebut. Bahwa di TKP juga ada dirinya.

Namun jika berbicara pembunuhan Brigadir J tersebut. Mungkinkah tanpa berpikir panjang FS yang sedang berada di posisi elit atau mulia, sebagai jendral Bintang dua tidak menyadarkan apa yang akan ditindaknya yakni menjadi otak pembunuhan Brigadir J?

Jelas FS itu tahu, FS itu paham, akan tetapi kalapnya, sehingga penembakan terjadi terhadap Brigadir J tidak menyadarkan pra tindakanya. Merasa bahwa punya senjata, bisa memerintah bawahannya membuat kalap dari egonya tidak terbendung.

Maka melihat FS, kini ditetapkan sebagai tersangka melakukan pembunuhan berencana pada anak buahnya sendiri yaitu Brigadir J. Sangat disayangkan, tidak semua orang bisa seperti FS dan banyak orang juga ingin posisi seperti FS.

"Jendral Bintang Dua, Kadiv Propam dan masih banyak prestasi lain-lainnya. Menjadikan pencapaian karir yang dilalui oleh FS sendiri merupakan prestasi yang patut dibanggkan".

Tetapi dengan kecerobohannya, ia FS akan kehilangan segalanya, kemuliaan, jabatan dan karir cemerlang dimasa depan karena kasusnya tersebut menjadi otak penembakan Brigadir J.

Tetepi dengan berbgai fenomena yang terngkap. Banyak peristiwa yang janggal di pusaran kasus Brigadir J seperti suap menyuap kasus, yang mana FS juga terlibat dalam penyuapan seperti di duga menyuao Pegawai LPSK.

Disisi lain untuk menutupi kasus Brigadir J bahwa dirinya terlibat. Juga mejanjikan sejumlah uang kepeda Bharada E dan Kuwat Ma'aruf supir keluarga Sambo senilai Milyaran rupiah jika dirinya aman.

Belum dengan banyaknya polisi sendiri yang pro sambo, dimana mereka di duga melanggar kode etik penyelidikan yang tujuannya mengamnakan kasus penembakan brigadir J tersebut.

Mungkinkah fakta dari kepolisian sendiri sebegitu adanya, tak jauh dari praktik suap menyuap dan juga pesekongolan pada setiap kasus, yang bisa dilicinkan dengan pesanan seseorang menindak suatu kejahatan sesuai skenario?

Atukah dengan jabatan Jendral sendiri, yang mana kasus Brigadir J juga menyeret banyak perwira tinggi yang pro dengan Sambo, apakah dengan gelapnya institusi tersebut orang-orang seperti Sambo-lah yang juga dapat menjadi jendral?

Dimana selain FS pandai mengatur scenario, juga di duga menyebrakan suap kemana-mana untuk mengamankan kasusnya merupakan budaya yang biasa terjadi di kepolisian itu sendiri untuk menutupi kasus?

Atau dengan structure bagaimana karir itu dilangsungkan dalam institusi, menyayangkan budaya kekerasan bahkan menyeret Jendral bintang dua, dalam kasus Brigadir J sendiri FS sebagai tersangka.   

Menjadi jendral sendiri, mungkinkah juga harus pintar segala-galanya termasuk suap menyuap, membuat seknario untu dapat naik jabatan seperti apa yang dilakukan oleh FS sendiri menutupi kasusnya?

Saya ingat bagaimana seorang penulis, pengiat media social, yang tidak saya sebut namanya dalam status Facebooknya berkata "orang seperti sambo-lah yang dapat menjadi jendral". 

Mungkinkah artinya untuk meningkatkan karir dibutukan banyak intrik-intrik, yang mana culas, dan pandai-pandai bersekenario merupakan jalan utama menuju posisi elite dalam institusi? Entahlah seakan kasus Brigadir J...itu menunjukan apa sisi gelap yang ada di isntitusi penegak hukum!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun