Menjadi jendral sendiri, mungkinkah juga harus pintar segala-galanya termasuk suap menyuap, membuat seknario untu dapat naik jabatan seperti apa yang dilakukan oleh FS sendiri menutupi kasusnya?
Saya ingat bagaimana seorang penulis, pengiat media social, yang tidak saya sebut namanya dalam status Facebooknya berkata "orang seperti sambo-lah yang dapat menjadi jendral".Â
Mungkinkah artinya untuk meningkatkan karir dibutukan banyak intrik-intrik, yang mana culas, dan pandai-pandai bersekenario merupakan jalan utama menuju posisi elite dalam institusi? Entahlah seakan kasus Brigadir J...itu menunjukan apa sisi gelap yang ada di isntitusi penegak hukum!