Kalap atau Politik Institusi?
Memang jika tidak secara efektif dan cepat dilakukan oleh tim khusus polri terkait dengan motif pembunuhan Brigadir J. Tentu dengan viralnya kasus Brigadir J ini sebagai bahasan publik yang di dalamnya penuh drama, hembusan kuat media, dan melibatkan orang-orang elit negri ini dari institusi kepolisian.
Akan menambah berbagai diksi, berbagai spekulasi, dan berbagai macam pembahasan yang dapat melebar. Artinya dengan mungkinnya motif kasus Brigadir J tidak sesuai dengan asumsi dan spekulasi publik selama ini, yang memang konten dewasa sebagai asal muasal terjadi penembakan itu gugur sebagai motif.
Bukankah itu dapat melebar dari ketidakcakapan Ferdy Sambo sendiri dalam mengelola emosinya, yang mungkin karena membawa senjata, asal tembak saja tanpa mikir dikarenakan ada sesuatu yang tidak pas dengan Brigadir J itu juga dapat dijadikan sebuah spekulasi?
Atau dengan kemungkinan pembunuhan berencana, yang kabarnya Brigadir J mendapat sebuah peringatan akan adanya pembunuhan. Mungkinkah itu politik institusi kepolisian, yang mana pembunuhan Brigadir J memang by design?
Sebab kasus Brigadir J ini membuat banyak perwira polisi juga di mutasi, dapat terlibat sebagai tersangka yang mana membantu Ferdy Sambo dalam penutupan kasus Brigadir J ini, yang artinya itu juga dapat dijadikan dalih spekulasi?
Ataukah memang ada persaingan politik di kalangan elite polisi berebut bintang dan posisi Jendral, baik yang terlibat secara langsung penembakan Brigadir J atau yang tidak secara langsung?
Memang pembahasan akan motif dapat melebar kemana-mana dan mungkin terus akan menjadi pertanyaan publik yang tidak pernah selsai. Maka dari itu tidak bisa ditawar dan harga mati. Kepolisian secara cepat dan tepat mengungkap motif kasus Brigadir J dapat mengahalau segala spekulasi publik, yang akhirnya kemungkinan bisa merugikan isntitusi polisi sendiri di hadapan publik.