Motif di Luar Spekulasi, Makin Panas, FS Kalap atau Politik Institusi?

Celoteh Mahfud 

Menkopolhukam Mahfud MD sebelumnya bilang bahwa motif kasus Brigadi J merupakan motif yang hanya patut dikonsumsi untuk orang-orang dewasa.

Sebelumnya menurut Mahfud MD, dirinya melihat kasus Brigadir J tidak jauh dari asumsi publik yakni konten-konten dewasa, yang mana itu harus disampaikan oleh polri dan dibawa ke pengadilan.

Kata Mahfud, sejauh ini ada tiga spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat terkait motif di balik insiden Brigadir J. Spekulasi pertama, insiden tersebut dipicu oleh pelecehan seksual. Kedua, cinta atau perselingkuhan empat segi. Ketiga, perkosaan hingga yang menyebabkan Brigadir J ditembak di tempat.

Akan tetapi dengan berbedanya pernyataan Mahfud MD, yang mana ketika dirinya di undang salah satu acara televisi swasta dalam program Satu Meja di Kompas TV, Rabu (10/8) malam.

Mafud MD mengatakan lagi bahwa berdasarkan informasi yang dia dapat terbaru. Mahfud mengklaim motif pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat berbeda dari beragam spekulasi yang selama ini beredar baik di publik maupun dari hasil penyelidikan di Komnas HAM, LPSK, hingga senior Polri.

Artinya itu dapat berbeda dengan yang disangkakan selama ini seperti konten dewasa, isu-isu perseingkuhan dan lain sebagainya. Maka menarik jika kasusnya memang terjadi diluar asumsi publik itu.

Tetapi jika itu diluar asumsi publik, yang selama ini berkembang dengan santer terkait isu rumah tanga Ferdy Sambo dan istri dari plecehan seksual, pemerkosaan, cinta bersegi-segi dan lain sebagainya.

Apakah dasar dari kalapnya Ferdy Sambo yang mana bisa saja secara spontan karena bawa senjata, langsung tembak Brigadir J ditempat ada ketidakpuasan tertentu? Dimana muncul keterangan bawasannya ketika Bharada E melihat kejadian tersebut Ferdy Sambo pegang senjata dan Brigadir J suduh terkapar penuh luka?

Atau memang jika ada motif lain dari isu konten dewasa. Kalap yang artinya memang sisi temperamental Ferdy Sambo yang mendasari itu tewasnya Brigadir J?

Mungkinkah ada motif politik institusi, yang mana satu gerbong di bawah Ferdy Sambo yang turut mengamankan sambo dalam kasus Brigadir J itu, juga terbawa arus kasus tersebut dari pelanggaran kode etik hingga mutasi?