Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Desa; dari Demenyar, Tantangan, dan Kesulitan!

5 Agustus 2022   20:08 Diperbarui: 6 Agustus 2022   20:12 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minimnya sumber-sumber ekonomi, selain itu gaya hidup orang desa yang mencari aman, gemi kelola keuangan, dan hanya ingin mencukupi kebutuhan prioritas hidup.

Inikah alasan yang masuk akal bagaimana ekonomi di desa selalu sulit untuk tumbuh?

Terkadang apa yang membuat saya pesimis hidup di desa adalah rayuan-rayuan untuk berwirausaha. Ya memang berwirausaha itu bagus dan alasan utama perekonomian dapat tumbuh.

Akan tetapi dengan berwirausaha di desa, mungkinkah perjuangannya akan semudah itu? Dapat berwiraausaha dengan lancar yang memungkinkan dapat sebagai lahan penghasilan guna menunjang hidup?

Saya kira hidup di desa tidak semudah itu, berwirausaha ataupun membangun usaha dibidang apapun jika pasarnya hanya orang-orang desa tertentu. Saya yakin kondisinya tetap akan sulit tetapi masih mungkin dapat berjalan.

Alasan sulit yaitu sumber ekonomi yang tidak pasti di desa dan juga berebut konsumen itu akan menjadi hal utama 'dasar' dari tantangan berwirausaha di desa sebagai daya penggerak perekonomian.

Maka dari itu tentang bagaimana sulitnya membangun ekonomi di desa. Saya melihat bagaimana desa saya sendiri di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Sebagai salah satu desa yang dapat dikatakan mapan dalam ekonomi akan tetapi tertatih dalam mengakomodasi pertumbuhan ekonomi bagi warganya melalui banyak usaha.

Apakah benar membangun perekonomian di desa sangat sulit? Atau butuh formulasi, yang mana penghasilan warga desa yang variatif akan menjadi solusi bagai pertumbuhan ekonomi desa?

Ekonomi Pertanian

Sama dengan desa-desa lainya, mayoritas warga saya di Karangrena berprofesi sebagai petani. Mungkin akan umum ini juga sama dengan desa-desa lainnya mayoritas di Indonesia.

Masih luasnya lahan pertanian desa saya itu 'dasar' bagaimana saya sendiri menilai bahwa perekonomian desa saya masih dapat dibilang mapan.

Tetapi dengan kemapanan itu berfokus pada hasil pertanian itu sendiri sebagai penyumbang perekonomian terbesar, yang mana dipengaruhi harga komuditas dan kualitas panen yang tidak pasti dari petani tergantung tanaman yang mereka tanam beruntung atau tidak dalam panen.

Itu artinya bahwa dikatakan mapan pun masih dapat goyah. Karena pertanian sendiri tidak dapat diprediksi sebagai fondasi ekonomi yang mapan dengan berbagai masalah dan dinamikanya.

Ditambah saat ini, harga gabah dan produksi pertnian lain cenderung stagnan, biaya produksi pertanian tinggi baik tenaga, pupuk, dan lain sebaginya. Tentu akan menggerus nilai ekonomi menjadi petani.

Oleh sebab itu hasil pertanian sebagai penyumbang ekonomi desa tentu ada banyak tantangan menggerakan ekonomi di sector lain seperti usaha-usaha baik kuliner dan lain sebagai menjadi penggerak ekonomi desa.

Terlebih psikologis petani desa dengan ketidakpastian akan pendapatan dari hasil panen itu sendiri, mereka cenderung berhati-hati untuk belanja kebutuhan non prioritas.

Kebanyakan petani desa, saya juga merupakan anak petani. Gemi "teliti" dalam mengatur keungan mereka, yang secara alamiah sudah sadar finansial, bagaiamana efektif mengatur kehidupan perekonomian mereka akan kebutuahn prioritas yang harus dipenuhi.

Maka banyak dari petani khusunya di desa saya, sangat jarang memiliki sikap yang konsumtif, hura-hura jalan-jalan, atau bahkan menikmati kuliner-kuliner yang terbaru atau sedang hits karena tren. Itu mengapa berwirausaha dengan kuliner atau lain-lainnya di desa sangat sulit berkembang.

Sebab petani lebih memilih memenuhi ekonomi prioritas seperti kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi dan kebutuhan rumah tangga lain seperti sekolah anak dan akomodasi prioritas hidup lain yang semakin kesini biayanya semakin mahal.

Untuk itu dengan segudang masalah perekonomian di desa yang ada dan cenderung stagnan ini dalam hal perekonomian, bisakah mengembangkan ekonomi desa termasuk desa saya Desa Karangrena yang memang letaknya tidak strategis ini berada dipusat-pusat keraiamain dan jalur lintas utama dalam mengerakan ekonominya?

Tantangan Usaha di Desa

Tidak dipungkiri di desa saya sendiri banyak usaha-usaha masyarakat baik di bidang kuliner dan lain sebagainya yang mandeg.

Sebab banyak "mandeg" itu sendiri karena memang konsumennya itu-itu saja dan banyak jenis usaha competitor berjualan komuditas yang sama menjadi alasan salah satu dari mereka bubar usahnya.

Kebanyakan di desa segmentasi konsumennya itu "demenyar" atau suka dengan yang baru meski esensinya jualannya sama akan tetapi penjualnya saja yang berbeda.

Pada kenyataanya demenyar sendiri juga tidak hanya di segmen bisnis kuliner misalnya tetapi juga bisnis yang lainnya seperti toko klontong.

Dimana usaha di desa saya juga seperti roda yang bergerak sana-sini, yang mana ini rame pembeli sebelah sana sudah pasti sepi akhirnya gulung tikar menjadi solusi dan realita usaha yang ada di desa saya ini.

Apapun di desa, bisnis yang jelas segmentasi bisnisnya adalah jajanan anak-anak. Sebab anak-anak sendirilah yang justru mempunyai daya beli atau selalu ada uang untuk jajan mengerakan ekonomi dari pada orang tua atau orang dewasa lainnya.

Anak-anak sendiri jajan pasti dilingkungannya, berbeda dengan orang tua dan anak dewasa yang mungkin jajan dan lain sebagainya di kota tidak di desa, yang mana kota jajanan atau hiburannya lebih lengkap, itu juga yang mengakibatkan bahwa ekonomi di desa mandeg.

Untuk itu menggerakan ekonomi di desa mengapa sulit pertama-tama adalah akses ke desa jika itu bukan jalur lintas ekonomi, sudah pasti akan berebut konsumen hanya warga desa tertentu yang jelas akan memiliki tantangan tersendiri bagi iklim usaha.

Selain itu dengan industry masuk desa, itu pun belum tentu dapat terjadi yang mana bisa meningkatkan ekonomi desa. Infrastructure desa belum memenuhi kategori mendukung industry besar akan tetapi masih mungkin industry rumah tangga di tingkatkan untuk ekonomi.

Sejauh ini di desa saya ada beberapa industry rumah tangga berbasis konveksi atau jahit-menjahit, hasilnya pun minim karena salah satu sudara saya juga menjadi pekerja disana. Rata-rata hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sulit berkontribusi lebih pada ekonomi lain seperti untuk mendukung jenis usaha lain di desa.

Tetapi itulah kenyataannya kehidupan perekonomian desa yang sulit berkembang karena memang hasil perputaran uang sendiri di desa kebanyakan tidak muter di desa itu, melainkan di bawa ke kota, untuk biaya sekolah, biaya kesehatan dan lain sebagainya dimana uang pasti keluar perputarannya dari desa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun