Tantangan Usaha di Desa
Tidak dipungkiri di desa saya sendiri banyak usaha-usaha masyarakat baik di bidang kuliner dan lain sebagainya yang mandeg.
Sebab banyak "mandeg" itu sendiri karena memang konsumennya itu-itu saja dan banyak jenis usaha competitor berjualan komuditas yang sama menjadi alasan salah satu dari mereka bubar usahnya.
Kebanyakan di desa segmentasi konsumennya itu "demenyar" atau suka dengan yang baru meski esensinya jualannya sama akan tetapi penjualnya saja yang berbeda.
Pada kenyataanya demenyar sendiri juga tidak hanya di segmen bisnis kuliner misalnya tetapi juga bisnis yang lainnya seperti toko klontong.
Dimana usaha di desa saya juga seperti roda yang bergerak sana-sini, yang mana ini rame pembeli sebelah sana sudah pasti sepi akhirnya gulung tikar menjadi solusi dan realita usaha yang ada di desa saya ini.
Apapun di desa, bisnis yang jelas segmentasi bisnisnya adalah jajanan anak-anak. Sebab anak-anak sendirilah yang justru mempunyai daya beli atau selalu ada uang untuk jajan mengerakan ekonomi dari pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Anak-anak sendiri jajan pasti dilingkungannya, berbeda dengan orang tua dan anak dewasa yang mungkin jajan dan lain sebagainya di kota tidak di desa, yang mana kota jajanan atau hiburannya lebih lengkap, itu juga yang mengakibatkan bahwa ekonomi di desa mandeg.
Untuk itu menggerakan ekonomi di desa mengapa sulit pertama-tama adalah akses ke desa jika itu bukan jalur lintas ekonomi, sudah pasti akan berebut konsumen hanya warga desa tertentu yang jelas akan memiliki tantangan tersendiri bagi iklim usaha.
Selain itu dengan industry masuk desa, itu pun belum tentu dapat terjadi yang mana bisa meningkatkan ekonomi desa. Infrastructure desa belum memenuhi kategori mendukung industry besar akan tetapi masih mungkin industry rumah tangga di tingkatkan untuk ekonomi.
Sejauh ini di desa saya ada beberapa industry rumah tangga berbasis konveksi atau jahit-menjahit, hasilnya pun minim karena salah satu sudara saya juga menjadi pekerja disana. Rata-rata hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sulit berkontribusi lebih pada ekonomi lain seperti untuk mendukung jenis usaha lain di desa.