Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiaga Uno: Tenggelam di Bursa Capres 2024?

29 September 2020   20:13 Diperbarui: 30 September 2020   07:27 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: media.matamata.com

Menjadi seorang politikus nyatanya memang tidak gampang. Bukan tidak gampang masuk dunia politik. Tetapi tidak gampangnya politikus tersebut dalam hal keberpihakan keberuntungan di dalam dunia politik yang sulit dicari.

"Karena dalam politik jika punya uang, tetap dapat diperhitungan peranannya akan seperti apa dia di ranah politik. Namun dalam keberuntungan berpolitik tentu itu yang tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang".

Sebab sebagai bentuk gagalnya representasi citra diri memang nyata dalam kontestasi politik. Karena keberuntungan tidak pernah diperhitungkan lewat uang, apalagi peran media yang ditonjolkan.

Saya sebut saja sebagai contoh Sandiaga Uno, seorang politikus nasional yang pada awal-awal tahun 2018 lalu menjadi sorotan media.

Di mana peran di media dalam mengekspos dirinya begitu kuat saat menjadi wakil Gubernur Jakarta. Dan di tahun berikutnya 2019, Sandiaga Uno mencalonkan sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Saat itu peran media begitu signifikan dalam menaikan pamor Sandiaga Uno, bahkan sorot media tidak luput meliput setiap kehidupan pribadinya.

Bukankah dalam kehidupan pribadi Sandiaga Uno dalam berpolitik, mayoritas aktivitas olahraga Sandiaga Uno yang di-exspose di media saat itu?

Rata-rata pemberitaan apapun yang bersangkutan dengan Sandiaga Uno, kegiatan peliputanya kebanyakan dia saat sedang dalam kondisi berolahraga?

Bahakan wawancara media seringkali dilakukan saat sandiaga selsai berolahraga, termasuk memberi komentar tentang kerja pemerintah DKI Jakarta maupun saat kampanye dirinya pada saat menjadi Wapres Prabowo Subianto di pilpres 2019 lalu.

Namun dalam konteks berpolitik itu, apakah gaya hidup popluler yang Sandiaga Uno terapkan sebagai upaya dapat menarik simpati pemilih itu sendiri efektif?

Tentu tidak. Tatar politik adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat banyak, bukan gaya hidup meski itu terekspos media. Contohnya adalah aktivitas olahraga yang ditonjolkan oleh Sandiaga Uno di media.

"Gaya hidup dalam politik tidak akan pernah dapat menonjol, berbeda dengan ketika di exspose mediabersama  komunitas-komunitas masyarakat yang  produktif, dimana dampak gerakannya bersinggungan langsung dengan masyarakat banyak".

Sebab berpolitik di sanalah citra politik yang dapat diambil manfaatnya oleh mayoritas calon yang akan bertarung di pemilu. Berlaku pada setiap pemilihan calon presiden ataupun wakil presiden bahkan pada sampai tingkat kepala desa.

Maka popularitas yang mengandalkan gaya hidup nyatanya selalu ada indikasi memainkan peran media dalam mendongkrak calon itu sendiri dalam pilkada mapun pilpres.

Saya sebut itu tidak akan efektif sebagai citra politik bermain gaya hidup di media. Jika Anda adalah bagian dari unsur calon yang akan dipilih masyarakat dalam jabatan politik seperti presiden atau kepala daerah.

"Intinya sebagai calon di pemilihan umum, jangan pernah isu gaya hidup sebagai pendobrak popularitas di masyarakat".

Karena dalam berpolitik gaya hidup meski popular di masyarakat tidak akan pernah laku untuk dipilih dalam pemilu".

Untuk itu para kandidiat politik baik pilpres maupun pilkada. Dulanglah citra dari kerja-kerja sosial.

Sebab dari kerja sosial tersebut media tanpa dipanggil jika memang terasa dampaknya pada masyarakat akan menjadi pemberitaan yang menarik berita media.

Di samping itu juga menarik simpati masyarakat. Begitulah seharusnya citra politik yang harus diperhatikan calon dalam mengikuti kontestasi politik dalam pemilu.

Sandiaga Uno sebagai contoh kandidat calon di pemilu presiden tahun 2019, yang dulu santer berkembang citranya melalui gaya hidupnya yakni olahraga di media.

Bukankah itu tenggelam jika dia tidak sedang mencalonkan diri sebagai kandidat calon di pemilu? Karena bagaimanapun sebagai calon, apalagi calon wakil presiden, bukankah secara otomatis akan popular dengan sendirinya?

Berkaca pada pesona Giring Nidji yang ditahun 2020 ini sudah percaya diri akan nyapres 2024, bukankah Giring Nidji menjadi buah bibir dan otomatis popular? Saat ini menjadi perbincangan di berbagai media mainstream dan media social?

Saat ini di mana aktivitas berolahraga Sandiaga Uno jarang sekali bahakan nyaris tidak ada berwari-wiri di exspose media. Mukinkah Sandiaga Uno berangsur tenggelam tidak diperhitungkan di dalam bursa capres di pilpres 2024?

Maka untuk menjadi politikus yang ingin benar-benar langgeng citranya dalam politik meski sudah tidak mengikuti pemilu. Dimana masih ada dan bisa berpotensi besar membesarkan citra dirinya di media sebagai politikus.

"Menjadi politikus: bercitralah sebagai pemeran politik yang bekerja untuk social, apapun bidang kerja sosial tersebut yang berdampak bagi masyarakat luas".

Tentu supaya peran serta dalam sosial dan hingar-biangar politik tidak akan luntur sebatas masa pemilu saja.

Pasca pemilu meski tidak terpilih juga harus tetap menjaga asa. Sebab berpolitik adalah profesi yang tidak lepas dan selalau melekat seumur hidup.

Seperti sosok politikus veteran yang saat ini masih aktif di dunia politik yakni Amien Rais yang pandai memainkan citra sebagai politikus ulung.

Dimana dirinya  terus berkarya ingin membuat partai baru. Maka dengan Sandiaga Uno menjadi timses Boby Nasution di Pilwalkot Medan 2020 merupakan langkah yang tepat agar dirinya tidak semakin tenggelam di media pembahasan dunia politik.

Nantinya dengan gerakan kebawah Sandiaga Uno setidaknya dirinya masih mungkin disebut sebagai calon presiden meski tidak banyak lemabaga survey yang akan  menyebut dirinya.

Bukan apa, Sandiaga Uno sendiri di Partai Gerindra, karir politiknya seperti mentok, sangat sulit menjadi ketua umum Partai Gerindra yang saat ini masih di kendalikan Prabowo Subianto.

Di Partai Gerindra Sandiaga hanya punya peran menjadi dewan pembina, mungkikah dapat mengangkat citra politiknya sebagai capres di pilpres 2024 nanti?

Saya kira dalam bursa capres 2024, kemungkinan Sadiaga Uno dapat tampil dalam bursa capres di pilpres 2024 sangat sedikit kesempatannya.

Karena di partainya sendiri Gerindra dirinya tidak dibuatkan pangung untuk merangkak menjadi capres potensial di pilpres 2024. Panggung Geridra saya kira masih untuk Prabowo Subianto.

Citra mantan Cawapres tahun 2019 yang mungkin hilang dari Sandiaga Uno. Begitu juga media kini yang semakin tidak menyorot sinar Sandiaga Uno.

Mungkinkah sebagai politikus, Sandiaga Uno akan bisa mempertahankan sebagai elite politik, dimana dirinya adalah mantan cawapres Prabowo Subianto di 2019 lalu?

Inilah mungkin karena pangung yang sempit, siapapun politikus itu pasti perannya semakin tidak di perhitungkan termasuk apa yang sedang dialami oleh Sandiaga Uno, dimana dirinya kini sedang dalam masa sempit menjajagi panggung politik sebagai capres di pilpres 2024.

Sudah pasti jika memang Sanidaga Uno tidak pandai-pandai mencari panggung untuk dirinya sendiri. Secara otomatis jalan terjal akan ditapaki oleh Sanidaga Uno memandang capres di pilpres 2024 nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun