Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara Anggota DPR Gerindra dan PKS Ini Mewakili Rakyat?

6 September 2020   16:51 Diperbarui: 7 September 2020   01:49 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dpr.go.id

Melangengkan suatu nama didalam kancah perpolitikan adalah tuntutan untuk tetap eksis di media. Sebagai lembaga yang menyuarakan aspirasi masyarakat terhadap Negara. Peran partai politik harus dominan menyuarakan apa suara yang ingin disampaikan masyarakat.

Tetapi masyarakat yang berjumlah banyak, sampai kapan pun adanya lembaga apa pun yang mewakili rakyat. Tidak mungkin mereka akan sempurna sebagai lembaga keterwakilan suara rakyat.

"Lembaga perwakilan rakyat memang tidak bisa sempurna. Tetapi ia dapat bijak. Suara mana yang memang menurut anggota perwakilan tersebut secara nurani dapat berimbang sebagai suara keadilan untuk rakyat".

Maka sebagai angota perwakilan rakyat baik DPR (Dewan Perwakilan Rakya) dan MPR (Majelis Perwakilan Rakyat) kesemuanya tidak hanya mendengarkan. Tetapi juga memberi suatu penilaian yang ditimbang dari segala arah pendapat masyarakat yang masuk.

Itulah sejatinya kerja DPR dan MPR yang dibawa partai politik sebagai penyambung lidah rakyat, nurani rakyat, dan memperjuangkan nasib rakyat.

Memang dalam setiap prefersensi kontestasi politik yang ada. Demokrasi di Indonesai bahkan di dunia saat ini. Memungkinkan jalannya politik kenegaraan sangat pragmatis.

Dalam pragmatisme politik, yang saya sebutkan itu adalah berbondong-bondangnya sarana politik oleh sebagain besar politikusnya hanya sebagai tempat mencari keuntungan dan kepentingan pribadi.

Maka dari itu saat ini, mudah sekali jika memang seseorang ingin menjadi politikus. Bergabung dengan partai, punya uang untuk mengikuti kontestasi politik "pemilu". Ia dapat melenggang menjadi anggota DPR atau MPR.

Namun itulah regulasi dalam sistem demokrasi. Sebenarnya tidak salah asalkan mereka "wakil rakyat" konsisten menyuarakan suara rakyat dengan jeli dan seimbang. Bukan sebagai kepentingan dan keuntungan menjual suara rakyat untuk memperbaiki "kekayaan" diri mereka sendiri.

Minim kualitas dalam berpikir maupun mendengarkan suara masyarakat. Kebanyak yang mereka kejar dalam menjadi wakil rakyat saat ini adalah keuntungan dan kepentingan pribadi. Sebab itu mereka melakukan praktik "pragmatism" politik.    

Maka tidak salah jika saat ini politikus-politikus pragmatis tersebut hanya garang tanpa isi diruang-ruang public mewakili rakyat. Mencari-cari media untuk membuat sesuatu yang viral agar nama dirinya sebagai "wakil rakyat" dikenal. Serta tetap berkibarnya bendera partainya sendiri. Dimana dengan adanya berita tentang partainya tersebut akan menaikan extabilitas partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun