Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebijaksanaan sebagai Pria dan Wanita

14 Agustus 2019   17:45 Diperbarui: 26 Agustus 2019   19:14 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: balebengong.id

Tentang pria yang merasa paling kuat itu, yang setiap hari mempermainkan wanita bahkan membuatnya sakit hati, hidupnya tidak akan pernah selsai, ia akan terus dipermainkan oleh wanita. Sejatinya laki-laki adalah pemain yang dipermainkan oleh wanita. Karena ketidaktahuaannya, jumawa sebagi laki-laki, menjadikan ia hanya bahan yang sebenarnya obyek permainan tak kala ia "pria" tidak mengunakan kebijakannya sebagai pria, untuk patuh pada kebijaksanaan alami yang dipunyai wanita.

Budaya jawa sendiri sangat mengahargai wanita, komunitas masyarakat Samin atau kelompok-kelompok yang berbudaya lainnya di jawa, mentarafkan bahwa; "wanita lebih tinggi drajatnya dari pria. Oleh sebab itu secara kebudayaan Jawa, wanita tidaklah boleh untuk dipoligami.

Kalaupun pria yang belum bijaksana itu masih terbelenggu oleh nafsu "sexnya" sendiri, wanita dalam kebijaksanannya dahulu, mempersilahkan pria-nya untuk jajan di luar seperti dalam narasi film "Sang Penari", film yang diangkat dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.

Kerelaan sikap wanita, tidak ada yang lebih bijaksana dari seorang wanita secara alami, mereka "wanita" adalah tiang bagi riuhnya kehidupan manusia. Jika istri-istri baik-baik saja disana, mungkin pria dan permainannya tidak akan mempengaruhi dunia. Aku bukan saja berharap, tetapi segera dapat terwujudkan kebijaksanaan alamiah itu sebagai wanita kini untuk memperbaiki dunia kembali.

Dunia saat ini memang butuh peranan dari kebijaksanan seorang wanita. Hasrat untuk menghidupi anak-anaknya, siapapun, bahkan kecintaannya pada sikap memberi hidup itu sendiri, tetap hanya seorang wanita. Kita "pria" hanya ditutut sebagai anak-anak yang bijaksana. Anak-anak yang bandel tetapi tidak mau ditinggal seorang ibu "wanita".

Menjadi bijaksana, pria bijaksana itu, "ia hanya mencintai satu wanita, mereka para bijksana juga sangat menghormati wanitanya, bukan hanya sebagai ibu tetapi tiang dari setiap laku hidupnya sendiri. Pria tetap menjadi pria yang lemah, rapuh, dan terjatuh jika tidak ada peran wanita di dalamnya. Kepercayaan dari wanita adalah anugrah hidup yang tidak akan pernah ada duanya bagi pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun