Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebagai Jiwa Pemenang Abad 21

27 April 2019   07:05 Diperbarui: 7 Mei 2019   11:36 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diambil dari pixabay.com

Pengelabuan bentuk itu adalah terciptanya sistem alih daya perusahaan, di mana tujuan dari perusahaan alih daya untuk meminimalisir pengeluaran operasional perusahaan tersebut. Semakin minim pengeluaran operasional semakin baik keuntungan yang akan dijanjikan perusahaan untuk menarik para pemilik modal untuk berinvestasi.

Parahnya lagi pemilik modal perusahaan alih daya pun mengambil nilai keuntungannya dari para pekerja perusahaan alih daya tersebut. Sungguh para pekerja kini terjatuh ketiban tangga dalam perwujudan kesejahteraannya melalui bentuk uang yang di dapat dari bekerjanya. Pekerja di era milenium ketiga atau abad 21 merupakan serdadu keuntungan bagi para pemilik modal. 

Merajainya modal membuat para pekerja yang hanya modal dengkul praktis terpinggirkan oleh sistem kapitalisme abad 21 ini. Harapan menjadi sejahtera sangatlah kecil, pekerja era milenium ketiga semakin berat dalam mencukupi setiap kebutuhan-kebutuhannya.

Sudah pastinya masa depan pekerja membuat menjadi pekerja selamanya bukanlah jawaban realistis untuk terus berkesistensi diera baru dunia "abad 21" ini. Jika pekerja tidak ikut bertarung modal dengan para pemilik modal, selamanya akan menjadi kalah kemudian menjadi pesakitan dari mekanisasi sistem kekuatan modal itu sendiri. 

Harapan pekerja untuk merangkak maju itu dengan menapaki jalan baru dengan kekuatan modal juga, di mana menjadi borjuis kecil sebagai jawaban yang realistis untuk menjadikan eksistensi kelas pekerja menjadi lebih baik dan kompetitif di era abad 21 dalam mencari uang.

Dengan berbagai pertentangan antara kelas pekerja dan pemodal sendiri tidak ingin aku gubris begitu serius. Aku tidak peduli apa yang menjadi pakaianmu dan sistem menjalankanmu.  Aku juga sama tak peduli seberapa dalam kau mencari ilmu untuk hidupmu untuk perolehan kapital. 

Yang aku tahu," hidup itu membawa diri sendiri". Tidak banyak inginku, aku hanya ingin menjadi selamat di abad manapun dengan hanya menjadi pengamat yang bertarung dengan sistem. Bagiku selamat bukan hanya sekedar kata, tetapi filosofi terdalam hidup manusia lintas abad.

Memang menjadi pengamat system berhasrat terasa pilu, sekian lama aku melupakan kicauan-kicoan romantisme di dalam sebuah wadah yang samar akan segala bentuk kemudahan dari setiap kesejahteraan. Lari-lari dan terus berlari mencoba mendekap-ndekap rasa dalam diri saja mengamati. Suaraku tak lagi lantang karna harus menelan bentuk uang untuk hidup. Seakan hariku dipaksa sekejab melupakan realitas ini. 

Namun yang tetap aku rindukan tetap tentang itu, tentang dimana kegelisahan justru merajalela ditelan jaman pencerahan kedua ini sebagai tandingan pengamat era kapitalisme abad 21.

Siang ini terasa memilukan, hampir setiap hariku melihat layar kecil nan banyak wahana keseruan semu, semua orang menganggapnya dunia maya. Kini hari-hari bahagia semakin mudah terpublikasi. Tidak jarang seakan menjadi perlombaan diri yang terkadang meyakiti hati bagi setiap penggunannya. 

Disaat semua berlomba, aku seakan mencari cara bagaimana membahagiakan diriku tetapi tidak sama dengannya. Tetapi apa? Yang tidak sama kini tidak akan merasa bahagia karena tak sama merupakan bentuk keterasingan termutakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun