Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tantangan: Persiapan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045

13 Mei 2019   15:55 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:38 8783 2

Latar Belakang

Pada era sekarang, laju kelahiran pada masyarakat Indonesia telah mengalami peningkatan yang drastis. Jika hal ini berlangsung terus, maka dapat menyebabkan bonus demografi. Bonus demografi merupakan salah satu langkah awal kita untuk mengubah negara kita tercinta ini berubah dari negara berkembang menjadi negara maju. 

Dengan demikian, kita harus memanfaatkan peluang ini untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Menurut prediksi dari Badan Pusat Statistik, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun lagi, yaitu pada tahun 2020, Indonesia akan memasuki masa bonus demografi hingga enam belas tahun kedepan. 

Kesempatan ini tentu harus dimanfaatkan dengan sangat optimal untuk membangun kesiapan menuju era Indonesia Emas 2045. Dengan peran dari pemerintah sebagai penyedia fasilitas, dan masyarakat yang merupakan pelaksana utama dari sistem dan fasilitas yang telah tersedia, dan tentu saja kedua pemeran utama ini harus saling bersinergi. 

Terdapat beberapa sektor yang menjadi penentu suatu negara siap tidaknya sebagai bangsa menghadapi kondisi 'emas' seperti ini, tidak akan jauh dari hal ekonomi, kualitas dan jumlah sumber daya manusia, produktifitas industri, tata pemerintahan, pertahanan, struktur pendidikan, dan sebagainya. 

Baca juga : Langkah dan Harapan Menuju Indonesia Emas 2045

Akan tetapi, jika dirunut menuju hal yang paling mendasar, tentu saja ada beberapa sektor yang menjadi penentu paling dominan. Sikap yakin dan optimis dengan strategi yang matang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, sehingga efek positif dan besar dari fasa bonus demografi yang dapat dirasakan oleh segenap warga Indonesia. Inilah kunci utama agar keberhasilan pada peluang ini dapat tercapai dan manfaatnya berkelanjutan, berjenjang, dengan jangka yang panjang.

Banyak negara yang telah sukses dan terbukti memanfaatkan bonus demografinya dengan maksimal seperti Malaysia, Korea Selatan, Jepang dan masih banyak lagi. Salah satu manfaat yang diberikan oleh bonus demografi yaitu, bisa memajukan perekonomian di sebuah negara, dari suatu negara berkembang menjadi negara maju. 

Hal tersebut mungkin terjadi di Indonesia, mengingat saat ini saja jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif. 

Untuk memanfaatkan bonus demografi tersebut, terdapat beberapa syarat untuk mencapai keuntungan di dalam bonus demografi, yaitu bisa dimulai dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan, pengendalian jumlah penduduk, dan kebijakan ekonomi demi mendukung terwujudnya fleksibilitas tenaga kerja. 

Jika dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk yang masuk ke dalam usia produktif tidak perlu diragukan lagi jumlahnya. Akan tetapi, hal tersebut harus didukung dengan tingkat kualitas yang baik untuk setiap individu. Kesalahan kecil saja akan memberikan dampak buruk dan akhirnya akan menimbulkan masalah. 

Baca juga : Kolaborasi adalah Kunci Indonesia Emas 2045

Permasalahan

Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk dengan berbagai macam budaya dan struktur masyarakat yang berbeda, pasti selalu ada saja masalah ketidakmerataan dalam masalah pendidikan, etika, ekonomi, politik, infrastruktur, dan fasilitas penunjang. 

Misal, dalam kenyataannya, taraf ekonomi di pulau Jawa dengan pulau Kalimantan memiliki perbedaan. Dalam mengatasinya, tidak mungkin seluruh wilayah Indonesia memiliki kesetaraan 100%, namun yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan peran yang produktif dari masing-masing elemen masyarakat, sehingga kualitas hidup meningkat dan kesenjangan dapat diminamisir. 

Dengan begitu, era Indonesia Emas 2045 tidak hanya dicapai oleh wilayah kota besar saja, tapi seluruh wilayah  mengalami progress yang sangat signifikan dan luas efeknya. Penjabaran tentang faktor penunjang kesiapan Indonesia dan penyelesaian masalah dibahas pada lebih lanjut dalam tulisan ini. 

Tinjauan Pustaka 

Sebelum membahas generasi emas, ada baiknya kita telusuri terlebih dahulu apa itu generasi emas. Menurut Sari (2014), "generasi emas sendiri adalah generasi yang mampu bersaing secara global dengan bermodalkan kecerdasan yang komprehensif antara lain produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul". 

Menurut Noberti (2013), "generasi emas adalah generasi penerus bangsa yang pada periode tersebut (periode emas) adalah sangat produktif, sangat berharga dan sangat bernilai, sehingga perlu dikelola, diarahkan, dan dimanfaatkan dengan baik agar menjadi insan yang berkarakter, insan yang berkualitas, insan yang cerdas, dan insan yang kompetitif, serta menjadi bonus demografi"

Baca juga : Mimpi Indonesia Emas 2045

Generasi yang berkarakter sangat menentukan kualitas moral, arah pengambilan putusan dan tingkah laku dari setiap generasi muda. Oleh sebab itu, karakter merupakan bagian penting yang harus dibangun untuk generasi muda sebagai penerus dan harapan bangsa. 

Sebagai generasi muda yang akan menentukan masa depan bangsa, kita harus memiliki pola pikir dan sikat yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar dalam upaya membangun bangsa. Generasi emas yang memiliki kecerdasan tinggi, akan mampu memanipulasi unsur-unsur kondisi yang dihadapi untuk sukses mencapai tujuan. 

Generasi yang berkompetitif akan mampu mencapai keunggulan keterampilan dan memiliki daya saing dengan bangsa-bangsa lain serta akan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa Indonesia. 

Dengan demikian, bonus demografi adalah kondisi dimana jumlah penduduk dengan usia produktif (15-65 tahun) memiliki jumlah populasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk diluar rentang umur tersebut (non produktif). 

Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja, tentunya akan menguntungkan negara kita dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. 

Bonus demografi sudah berlangsung sejak tahun 2010 dan diprediksi sampai tahun 2035. Jika semua ini terjadi maka bangsa ini akan menjadi bangsa dan negara yang besar, kuat, disegani dan dihormati keberadaannya di tengah-tengah bangsa lain di dunia.

Salah satu penyebab bonus demografi adalah program keluarga berencana (KB) yang dapat mecanangkan ide pola pikir baru kepada masyarakat, khususnya orang dewasa untuk membangun keluarga kecil dengan dua anak. 

Hal ini menyebabkan angka kelahiran menurun derastis. Dengan jumlah anggota keluarga kecil, maka kualitas anak-anaknya akan lebih tinggi. Oleh karena itu, jangan menganggap program keluarga berencana sebagai biaya, melainkan sebagai investasi untuk sumber daya manusia.

Untuk mencapai bonus demografi, sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu.

  1. Mencermati perubahan struktur penduduk. 
  2. Menjaga kesehatan ibu dan anak.
  3. Investasi di bidang pendidikan dengan keahlian dan kompetensi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. 
  4. Kebijakan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja.
  5. Good governance serta prosedur investasi yang sederhana. 
  6. Pertumbuhan ekonomi yang diindikasikan dengan jumlah produksi yang lebih besar daripada tingkat konsumsi. 

Para Ahli juga memprediksi bahwa peluang bonus demografi hanya terjadi sekali dalam siklus kependudukan sebuah negara. Terlihat pada negara Jepang yang kini masih masuk pada era di mana jumlah penduduk lanjut usia yang lebih dari 64 tahun dan 0-15 tahun masih mendominasi. 

Maka pada masa era peluang bonus demografinya sudah berakhir dan setidaknya mereka akan berhasil karena mereka masuk ke dalam negara maju yang cukup diperhitungkan oleh dunia. Jadi, semakin jelas bahwa bonus demografi merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk Indonesia.

Salah satu contoh lain dari negara yang sukses memanfaatkan bonus demografi adalah Korea Selatan. Korea Selatan sudah sadar sejak tahun 1950. Sebagai buktinya, mereka mengirim anak mudanya ke Amerika Serikat untuk belajar dan kemudian balik ke negaranya. Karena kesadaran seperti itu, negara tersebut merasakan hasilnya sekarang. 

Hal ini jauh berbeda dengan Indonesia. Dulu juga banyak pemuda yang disekolahkan ke luar negeri, namun tidak kembali ke Indonesia. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air yang tinggi juga diperlukan pada saat masa-masa bonus demografi. 

Untuk memaksimalkan bonus demografi yang akan didapati nanti, dapat dilakukan hal-hal berikut.

  1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya di perkotaan saja, namun juga di daerah perdesaan.
  2. Mengadakan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kemampuan yang diperlukan dalam mencari pekerjaan.
  3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan terutama di bidang kejuruan.
  4. Membuka lapangan pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja di sekitar tempat kerja.
  5. Memberikan beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi

Metodologi

Dari hasil metodologi yang kami gunakan yaitu studi literatur dan penyebaran kuisioner didapat bahwa 70,5% responden mengetahui tentang Indonesia Emas 2045 dengan 51,7% responden mengakui Indonesia siap menghadapi bonus demografi dimana tingkat kesiapan itu berada pada rentang 2 dari 4 (1= sangat tidak siap dan 4= sangat siap). 

Data 

Dalam rangka mengambil data terkait pengetahuan masyarakat mengenai Indonesia Emas 2045, dilakukan sebuah survei singkat seputar hal tersebut. 

Gambar 1 Pengetahuan Responden Terkait Indonesia Emas 2045

Gambar 2 Survei Kesiapan Masyarakat Indonesia Terkait Bonus Demografi

Gambar 3 Persiapan Terkait Indonesia Emas 2045

Dalam rangka mempersiapkan Indonesia menghadapi Bonus Demografi pada tahun 2045, responden diberikan pilihan bebas terkait elemen mana yang perlu ditingkatkan pada masyarakat Indonesia. 

Jumlah pilihan responden sebesar 91.5% mengatakan pentingnya pendidikan untuk masyarakat Indonesia, sementara 84.7%, 50.8% dan 47.5% pilihan responden berturut-turut jatuh pada hal etika, politik, dan budaya. Sisanya sekitar 12% pilihan responden memilih toleransi sebagai elemen yang perlu ditingkatkan oleh masyarakat Indonesia terkait ras dan agama.

Analisis

Dari hasil survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 70,5% responden menyadari bahwa pada tahun 2045 dimana Indonesia genap mencapai 100 tahun kemerdekaan, sebagian besar masyarakat Indonesia berada pada usia produktif (Abi, 2017). Akan tetapi, tingkat kesiapan Indonesia dengan bonus demografi ini dianggap masih kurang kesiapannya oleh responden. 

Hal ini dapat dikarenakan dari hasil kuisioner sebesar 29,5% responden tidak mengetahui tentang hal ini maka dapat dikatakan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Indonesia Emas 2045 dan bonus demografinya sehingga kesiapan untuk menghadapinya pun kurang dipersiapkan. 

Banyaknya sumber daya manusia pada tahun tersebut tidak akan berarti bila kualitas sumber daya manusianya dan komponen lain yang mempengaruhi kesiapan Indonesia pun tidak dipersiapkan dengan matang. Dari hasil kuisioner 4 bidang yang harus dipersiapkan untuk Indonesia Emas 2045 adalah pendidikan, etika, politik dan budaya.

Pendidikan merupakan bidang yang harus dipersiapkan hal ini mempengaruhi kualitas dari banyaknya sumber daya manusia pada tahun tersebut. Banyaknya masyarakat yang berusia produktif dengan tingkat pendidikan yang baik akan mendukung banyaknya perubahan seperti meningkatnya kreativitas masyarakat menciptakan teknologi yang mendukung produktivitas masyarakat luas.

Selain itu, dengan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang baik cenderung akan mengambil keputusan dengan baik dan matang dengan mempertimbangkan banyak hal berdasarkan logika dan pengetahuan yang telah ia dapatkan. Menurut Abi (2017) pendidikan saat ini lebih mengutamakan hal-hal teknis dan mementingkan hasil atau manfaat dibandingkan fungsi pendidikan yang sebenarnya yaitu sebuah proses untuk memanusiakan dan membudayakan masyarakat. 

Disamping itu, banyak sekali masalah pendidikan yang terjadi di negara kita ini seperti belum meratanya pendidikan di daerah tertinggal dengan kurangnya tenaga pendidikan serta fasilitas yang memadai di beberapa daerah. Perlu adanya perbaikan dan kontrol terhadap bidang pendidikan baik oleh pemerintah dan masyarakat agar terciptanya pendidikan yang lebih baik agar kualitas masyarakat untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045 lebih baik. 

Bidang lain yang harus dipersiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 adalah etika pada masyarakat. Etika merupakan suatu yang mempelajari suatu nilai baik atau buruk. Etika ini dapat dipengaruhi oleh pendidikan dimana bila pendidikan yang diberikan salah dan hanya mementingkan hasil bukan memanusiakan dan membudayakan masyarakat seperti yang telah dijelaskan maka etika masyarakat pun akan merosot dan memberikan nilai yang kurang baik. 

Etika yang muncul di masyarakat dan generasi muda pada era globalisasi ini adalah egoistik, anarkis lunturnya nilai norma dan agama (Abi, 2017). Dapat dilihat dari berbagai kasus yang muncul saat ini adalah banyaknya kasus yang lebih mementingkan kepentingan pribadi (egoistik) dibandingkan dengan kepentingan masyarakat luas. 

Banyaknya kasus korupsi dan penipuan yang saat ini terjadi menunjukan bahwa etika dan kepedulian terhadap sesama sudah mulai luntur. Selain itu banyaknya kasus tawuran, pengeroyokan dan lain sebagainya menunjukan sikap yang anarkis. Etika ini bila terus ditanamkan akan merusak generasi emas yang akan datang. 

Nilai-nilai norma, agama dan etika yang seharusnya ditanamkan kepada masyarakat sejak kecil. Salah satu pengaruh munculnya sikap-sikap seperti ini dapat dikarenakan pula karena kurangnya pendidikan, mendesaknya kebutuhan yang berkaitan dengan ekonomi suatu pihak. 

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama untuk menanamkan nilai-nilai tersebut baik melalu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pemerintah dan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan dan mengedukasi generasi muda. 

Bidang lain yang perlu dipersiapkan adalah politik Indonesia. Visi dari Indonesia Emas 2045 adalah terciptanya demokrasi atau politik yang berkualitas. Hasil evaluasi dikatakan pada tahun 2017 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) mencapai angka 72,11 poin dimana tergolong dalam demokrasi dengan indeks "sedang" (Bapenas, 2017). 

Dalam laporan Bapenas (2017) IDI tersebut merupakan indeks rata-rata tiap provinsi dimana setiap provinsinya memiliki indeks yang berbeda. Dari laporan ini dapat diketahui bahwa rentang yang sangat besar dari kesuluruhan indeks tiap provinsi menggambarkan bahwa demokrasi masyarakat Indonesia masih sangat beragam serta didapatkan bahwa variabel kebebasan mengemukakan pendapat masih berada pada rentang yang rendah. 

Hal ini menunjukan politik atau demokrasi yang masih kurang sehat di Indonesia. Kasus-kasus mengenai kecurangan pada pemilu 2019 ini pun mencerminkan kurang sehatnya politik di Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan suatu kubu dan menjatuhkan yang lainnya. Bila ini terus berlangsung, masaah politik ini akan menimbulkan perpecahan dikalangan masyarakat. 

Perlu adanya pencerdasan dan kontrol baik oleh pemerintah dan masyarakat agar terciptanya politik yang bersih dan sehat guna menyongsong Indonesia Emas sehingga politik atau demokrasi pada era tersebut telah mencapai indeks yang baik dan kokoh.

Nilai budaya Indonesia pun telah menurun seiring perkembangan zaman. Banyaknya budaya luar yang masuk tanpa filter memberikan dampak yang negatif terhadap generasi muda. Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 kesadaran terhadap jati diri Indonesia dan cinta tanah air sangat diperlukan sehingga kedepannya Indonesia dapat menjadi negara maju dan terus berkembang tanpa melupakan jati diri dan keberagamannya. 

Budaya gotong royong, saling menghormati sudah mulai luntur diterjang zaman. Dari hasil survei pun didapatkan bahwa toleransi merupakan suatu sikap atau bidang yang harus dipersiapkan. Toleransi ini termasuk nilai budaya yang harus ditanamkan. Marak sekali kasus kekerasan dan lain sebagainya yang dimulai dengan konflik perbedaan pendapat yang berujung konflik berkepanjangan. 

Budaya tolernasi ini harus ditanamkan kepada genarasi muda dan seterusnya dimana masyarakat Indonesia dengan latar belakang yang beragam baik ras, agama dan lain sebagainya bukan dijadikan suatu perbedaan yang signifikan, melainkan dengan adanya perbedaan tersebut diharapkan dapat saling mengisi kekurangan satu sama lain untuk menjadikan masyarakat yang harmonis. 

Dengan hubungan yang harmonis antara masyarakat diharapkan rasa kesatuan dan persatuan masyarakat akan lebih kokoh sehingga kedepannya baik untuk sekarang atau menyongsong Indonesia Emas 2045 segala permasalahan di negara ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan adanya persiapan yang matang di bidang pendidikan, etika, politik, serta budaya, Indonesia akan memiliki sebuah kekuatan untuk menciptakan kondisi yang layak sebagai negara yang mendapati bonus demografi dan menjadi negara yang maknur dan jaya. Dengan demikian Indonesia Emas 2045 bukan hanya menjadi mimpi semata, melainkan sebuah cita-cita yang pasti tercapai.

Kesimpulan 

Untuk menciptakan Indonesia Emas 2045 diperlukan peran pendidikan, etika, politik dan budaya. Oleh karena itu, pada bidang pendidikan perlu dilakukan perbaikan dan kontrol yang baik baik oleh pemerintah dan masyarakat agar terciptanya pendidikan baik. Dari pendidikan baik formal maupun nonformal, nilai-nilai etika dapat menamkan dalam diri generasi penerus bangsa. 

Dalam bidang poltik perlu adanya pencerdasan dan kontrol oleh pemerintah dan masyarakat agar terciptanya politik yang bersih dan sehat, serta politik berjalan sebagaimana mestinya. Ditambah dengan nilai budaya yang dipadu dengan gotong royong dan toleransi, Indonesia tidak akan kehilangan jati dirinya dan akan menjadi negara yang harmonis dalam persatuan dan kesatuan.

Rekomendasi

Untuk menciptakan Indonesia Emas 2045 tidak hanya memerlukan dukungan dari pemerintah negara, melainkan sangat diperlukan dukungan dari masyarakat-masyarakat terutama masyarakat pada usia produktif. 

Karena hal itu, perlu diberikan wawasan cinta tanah air sejak dini kepada kaum masyarakat guna disaat masa bonus demografi telah dimulai tidak menyebabkan bencana yang disebabkan karena kurangnya rasa peduli akan negara ini. 

Selain itu dalam waktu berkisar 26 tahun sebelum Indonesia Emas 2045, pemerintah dan masyarakat perlu adanya kolaborasi untuk menciptakan pemerataan pendidikan dan infrastruktur, serta bersama-sama membangun suasana politik yang baik dengan penerapan Demokrasi Pancasila. 

Daftar Pustaka

Abi, Antonius Remigius. 2017. “Paradigma Membangun Generasi Emas Indonesia Tahun 2045”. Medan. Universitas St. Thomas. ISSN: 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)

Bapenas. 2017. “Indeks Demokrasi Indonesia 2017”. Jakarta. Bapenas RI.

http://arikurniawan98.blogspot.com/2016/11/indonesia-menuju-generasi-emas-2045.html diakses pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 22.20 

https://goukm.id/peluang-bonus-demografi/ diakses pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 08.45

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/bonus-demografi diaskes pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 08.25

https://tirto.id/bonus-demografi-berpotensi-memunculkan-konflik-sosial-buiE diakses pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 00.12


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun