Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Keselagian dan Kemumpungan.. Apa itu?

16 Juli 2015   13:37 Diperbarui: 16 Juli 2015   13:55 113 7
• Selagi ada kesempatan …….. langsung saya ambil peluang itu.
• Selagi ada dia dipertemuan itu, langsung saya ambil kesempatan minta maaf padanya..
• Selagi hati bersih, saling bertemu,…… bangunkan keakraban
• Selagi hati lega, selesaikan ganjalan
• Selagi harga murah, saya beli lebih biasa….
• Selagi saya belum pensiun, …. Saya mulai belajar berdagang kecil-kecilan..
• Selagi jadi orang kuasa saya berhak menentukan penggunaan uang, ……. Maka bisa berfikir untuk sekaligus berhitung keperluan anak isteri…..
Kata “selagi” di budaya Jawa bila di terjemahkan dengan kata “mumpung”, mempunyai makna lebih daripada sekedar kata sambung waktu. Bicara hal “mumpung” di Jawa sudah memberi makna negative, yaitu gambaran orang yang memanfaatkan kesempatan untuk kebutuhannya sendiri atau kurang lebihnya dikatakan sebagai orang yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi. Pujangga R.Ngabei Ronggowarsito dari Surakarta,(1802-1873) menandai zamannya Jaman Kalabendu, menceritakan adanya situasi dimana banyak orang “korup” seperti ini : “Jangan heran ada orang ‘yang ngaji mumpung’ ; (biasanya)hilang kewaspadaan, (maka)masalah selalu bersamanya; mengikuti terus dari belakang; Hati orang itu amat bernafsu, ruwet, tidak tenteram; tidak setia, menyembunyikan dusta. Hilang tatasusilanya; lemah dan amat sembrono; apa yang dipikirkan berbahaya; janjinya tidak dipercaya; akhirnya akan (selalu menjadi atau) mendapat masalah…”
(Disebutkan pada reks aseli Bahasa Jawa oleh R Ngabehi Ranggawarsita, dalam Serat Sabdatama, pupuh Gambuh bait ke empat dan lima.:(4.) Beda kang ngaji mumpung; Nir waspada rubedane tutut; kakinthilan manggon anggung atut wuri; Tyas riwut ruwet dahuru; Korup sinerung anggoroh (5.) Ilang budayanipun; Tanpa bayu weyane ngalumpuk; Sakciptane wardaya ambebayani; Ubayane nora payu; Kari ketaman pakewoh) http://iwanmuljono .blogspot.com/2012/06/serat-sabdatama-aji-mumpung.html
Dengan ungkapan R.Ngabei Ronggowarsito itu sikap “berpegang pada prinsip selagi adanya kesempatan, peluang haus diambil,” mendapat makna peyoratif. Yaitu “selalu mengambil kesempatan untuk mendahulukan kepentingan pribadi sendiri”. Bahkan ada yang penggeseran makna dari pendirian “berprinsip ambil peluang selagi ada”(umum,baik/buruk) dikembangkan menjadi : “tanpa pikir panjang selagi kuasa, manfaatkan kesempatan itu untuk kepentingan diri sendiri”..
Apabila kita analisa didalam “keselagian” atau “kemumpungan” itu ada :
a. Kesempatan, momentum, opportunity, peluang
b. Waktu berganti; perubahan karena waktu, ancaman; proses hukum kepuasan (Heinriekh Herman Gossen)
c. Strategi, siasat, antisipasi,perhitungan, prinsip ambil kesempatan
Penilaian “Baik Buruk” atas sikap mumpung didasarkan pada tujuannya, motifnya, niatnya. Itu berarti bahwa berprinsip mumpung belum berarti negative, atau jelek. Seperti : Selagi suasana suci, minta maaf; Selagi hati bersih, saling bertemu; Selagi bisa bertemu, bangunkan keakraban; Selagi hati lega, selesaikan ganjalan .
Apabila kita masih sebatas berpendirian “jangan sampai ada peluang yang disia-siakan”,pendirian itu masih netral, indifferent, belum pantas disebut menggunakan “aji mumpung” Ronggowarsito.
Bahkan kita harus berupaya dengan cerdas menemukan peluang emas dalam hidup ini.
Peluang adalah pancingan, apakah manusia selalu pasrah dan menyerah atau semakin bergairah menuju kehidupan yang cerah. Dengan adanya peluang manusia haruslah berjuang dengan kiat-kiat dan kaifiat. Adapun nihil ataupun berhasil, ketentuannya pada Allah yang Maha Adil. Kaum agamis sebenarnya telah diberi bekal mental, yakni: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamaya dan beramallah untuk akhiratmu sekan-akan engkau mati besok (I’mal li dunyaka ka annaka ta’isyu abada, wa’malli akhiratika ka annaka tamutu gadha) (HR Ibnu Asyakir). (https://perspektifjember.wordpress.com/antara-ikan-umpan-dan-sampan/)
Peluang adalah Momentum Berkah. Momentum berkah ada ditengah tengah kita, peluang-peluang bangkit ada di depan mata kita. Semua berkat sekali peristiwa besar yang dalam simbolisasi sehari hari diulang kembali setiap hari. Peluang yang sangat sering diabaikan seperti doa biarawan diabaikan oleh berandalan jalanan.( http://www.kompasiana.com/astokodatu/diselamatkan-dalam-prosa-kehidupan_5529a0326ea834772a552d2b
Sebab Berkah adalah tindakan nyata Allah sebagai tindak lanjut Karya-penciptaanNya. Kita bersyukur terhadap penciptaan dan Penyelenggaraan Illahi dengan menjadi berkah bagi apa saja dan siapa saja.( http://www.kompasiana.com/astokodatu/pedulikah-anda-1-02-milyard-orang-kelaparan_55003542a333115263510da0)
Momentum Ramadhan Sebagai Semangat Memperbaiki Diri Bangsa (http://www.kompasiana.com/panggalosale/momentum-ramadhan-sebagai-semangat-memperbaiki-diri-bangsa_5594961ca2afbde113cb192f)
Untuk selalu dapat menangkap peluang berkah ini diperlukan banyak doa. Atau kalau bisa : berfikir dengan kepekaan disertai pemolaan terhadap situasi sekitar obyek, dan tembus dibelakang target pengamatan. Sebaiknya operasional dan tidak berhenti pada teori. Tidak saja pada saat menulis atau menyampaikan pendapat harus systematic, tetapi saat membaca pikiran kita harus tertata atau systematic, tajam dalam analisa. Dengan demikian diharapkan dapat menemukan peluang berkah yang tersembunyi, tersirat dimana saja kita tidak mengira. Disamping pemikiran yang asli buah pemikiran sendiri, bukan klise saja, latah, dan basi, perlu membuat hipotesa-hipotesa dan untuk pembaharuan. Istilah sekarang inovatip. Itulah daya kreatip kita. Mengamati obyek dan melihat kenyataan, ada pula baiknya bisa melihat selayang pandang secara keseluruhan, sehingga bisa melihat obyek khusus/target itu bagaimana posisinya dalam konteksnya. Disana dirangkum target itu dalam tata ruang tata waktu tata suara dan barangkali paradox yang ada.
Sebab sesuatu dimasa yang akan datang, akan datang, siapa tahu itu Berkah
Tumbuh dari yang kebetulan dan yang dipastikan,
dari yang keliru dan koreksi, dari yang kacau dan dibenahi
dari karya dan karma, dari dosa dan pertobatan
dari Rahmat Keselamatan…..
Sesuatu setelah semua berlalu, baru tahu itu berkah…..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun