Mohon tunggu...
Yavet Panggalo
Yavet Panggalo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Momentum Ramadhan Sebagai Semangat Memperbaiki Diri  Bangsa

2 Juli 2015   08:38 Diperbarui: 2 Juli 2015   08:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aksi  kekerasan masih marak terjadi di masyarakat, yang pada akhirnya  masyarakat pun setiap hari mendapat suguhan berita seputar kekerasan diberbagai media. Hal ini tentunya tidak baik bagi psikologis masyarakat, mereka akan senantiasa khawatir seolah-olah hidup tanpa jaminan keamanan. Selain menibulkan kekhawatiran yang berlebihan, suguhan berita kekerasan setiap hari akan berdampak pula pada sikap masyarakat yang akan memafhumi bahwa kekerasan adalah sebuah kebiasaan sehingga mereka pun menyelesaikan segala persoalan dengan kekerasan.Sementara kita tahu persis bahwa Negara kita Indonesia ini adalah Negara yang berideologi Pancasila dan berlandaskan hukum. Dimana salah satu sila pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan berada bartinya bahwa rakyat Indonesia senantiasa menghormati nilai-nilai kemanusiaan dalam bertindak dan menjunjung tinggi hukum dalam menyelesaikan segala persoalan atau pun sengketa bukan dengan otot.

Indonesia dengan beragam suku dan budaya memiliki potensi yang cukup tinggi terjadinya konflik, namun dengan landasan Pancasila dan motto Bhineka Tunggal Ika, dimana nilai-nilai Pancasila senantiasa menjunjung tinggi penghargaan dan penghormatan kepada sesama dan menghargai perbedaan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika yang berarti Berbeda tetapi satu artinya berbeda dalam budaya, suku, bahasa maupun Agama tetapi dipersatukan oleh ikatan kebangsaan, tanah air dan bahasa Indonesia. Sehingga tidak alasan untuk mempertentangkan perbedaan tersebut karena perbedaan tersebut justru menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain untuk lebih mengenalnya dan menikmatinya. Demikian juga dengan perbedaan agama, tidak ada agama manapun yang mengajarkan kekerasan tetapi semua ajaran agama mengajarkan kasih saying dan penghormatan terhadap sesame manusia.

Mempraktekan kasih sayang dan penghormatan kepada sesama manusia merupakan pelaksanaan dari ajaran agama, dengan mengamalkan ajaran kasih saying dan penghormatan kepada manusia berarti menghindari tindakan kekerasan dalam penyelesaian segala masalah dan perbedaan, namun lebih mengutamakan musyawarah dan penyelelesaian secara hukum. Dengan demikian suasana tertib dalam masyarakat akan terwujud sehingga masyaraka merasa tentram untuk menjalan segala aktivitas sosialnya. Apabila setiap umat beragama dapat menjalankan ajarannya untuk senantiasa saling mengasihi dan saling menghormati sesama manusia.  Menjalankan ajaran agama   dengan baik berarti mereka melaksanakan ibadah secara taat. Sebagaimana halnya menjaga ketertiban dalam masyarakat dalam wujud menghindari tindakan kekerasan berarti mereka mentaati ajaran agamanya. Dengan demikian suasana tertib dalam masyarakat akan terwujud sehingga masyaraka merasa tentram untuk menjalankan segala aktivitas sosialnya.

Seiring dengan hal tersebut dibulan puasa ini, umat muslim menjalankan bulan Ramadhan. Shaum Ramadhan menurut Abul ‘Ala al-Maududi merupakan sebuah perjuangan dan kegigihan seorang hamba untuk bisa memenuhi keinginan utama yaitu menjadi orang bertakwa, artinya hamba tersebut tidak hanya sebagai muslim tapi mukmin dan meningkat menjadi muttaqien (tingkat tertinggi). Sementara Ibnul Qayyum Al-Jauzi mengartikan shaum ramadhan sebagai bentuk pencucian jiwa (tazkiyatun nafs) sebelum dapat menapakkan kakinya menuju tingkat atau derajat lebih tinggi, sebuah bentuk hijrah dari kotor menuju bersih. Ramadhan dapat diartikan sebagai sebuah perjuangan. Perjuangan seorang mukmin menjadi lebih baik yaitu muttaqien. Ramadhan mengajak umat muslim mengerti bahwa untuk lulus ujian muttaqien harus ada perjuangan melewati rintangan yaitu puasa. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa  saat ini  bangsa Indonesia masih kerap mengalami konflik (konflik horizontal, disintegrasi dan termasuk aksi-aksi kekerasan yang marak seperti yang dijabarkan diatas).

Terkait dengan hal tersebut seperti yang kita ketahui bersama bahwa bangsa ini sedang mengalami berbagai persoalan yang “multikompleks”. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemiskinan, pendidikan, kesehatan, jumlah desa-desa tertinggal yang bertolak belakang dengan tingginya angka korupsi di Indonesia.  Apa yang kita harapkan di bulan suci ini sungguh banyak . Harapan kita di bulan puasa ini dapat memberikan semangat Ramadhan untuk kita semua memperbaiki diri sebagai bangsa guna menyelesaikan berbagai persoalan dengan semangat kebangsaan, mengangkat martabat bangsa dengan semangat kebersamaan, mensukseskan segala program pembangunan guna menjadi bangsa yang disegani dan dihormati dengan semangat persaudaraan dan gotong royong. Semoga Ramadhan kali ini membawa berkah bagi umat Islam Indonesia, bangsa Indonesia untuk menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih hebat.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun