POLITIK JALAN BUNTU PEMBURU IZASAH JOKOWI
  KOMARUDIN DAID  ( Pemerhati politik)
Beragam isu yg menerpa mantan presiden Joko Widodo alias Jokowi nampaknya masih terus menhantamnya , seakan sudah menjadi bagian takdir hidupanya, dia tap pernah sepi dari gempuran berbagai macam isu negatif. Mungkin hanya Presiden Jokowilah satu-satunya pemimpin yang paling banyak mendapat hinaan dari rakyatnya sendiri. Sepanjang sejarah Kita belum pernah menyaksikan dibelahan dunia manapun seorang presiden yang setiap hari bahkan setiap saat dihujat dan dinistakan dengan berbagai macam kalimat terburuk yang berasal dari lawan politiknya.
Mungkin karena beliau lahir dari kalangan masyarakat biasa, tidak seperti Soekarno yang seorang proklamator, Soeharto yang mentan Jendral, atau BJ. Habibie seorang teknokrat ulung, Kiyai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang seorang Ulama besar juga Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy, ari , bgitu juga dengan Megawati yang tak lain anak proklamator Soekarno, ataupun Susilo Bambang Yudoyono alias SBY pensiunan  jendral yang juga menantu Jendral purn.  Sarwo Edy Wibowo, tokoh penting penumpasan tokoh-tokoh G30S/PKI.
Dalam salah satu wawancara ditelevisi Jokowi pernah bercerita kalau keluraganya sering pindah rumah bahkan pernah menempati tanah bantaran kali sehingga digusur pemda, adalah gambaran kalau Jokowi dan keluarganya memang bukan siapa-siapa. Rekam jejak masa lalu keluarganya  tidak pernah terekspose media masa , dan hal ini menjadi peluang untuk memainkan isu negatif Jokowi dengan leluasa bagi lawan politiknya. Isu mulai timbul ketika dia ikut pemilihan dan memenangkan pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 ,apalagi saat itu wakilnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, yang tak lain dari kalangan minoritas, maka Jokowi mulai diserang dengan bermacam isu tak sedap sebagai black campaign dari lawan politisnya.
Isu bahkan tuduhan negatif terhadap Jokowi terus berlanjut ketika mencalonkan diri sebagai presiden bersama Yusup Kala pada tahun 2014-2019 dan bersama calon wakilnya kiyai Ma, ruf Amin utk periode 2019-2024, isu sebagai anak PKI secara masif digelontorkan oleh lawan politik Jokowi. Dia diruduh Sebagai anak PKI karena bapaknya Jokowi adalah PKI. Tidak ada dalam satu hari saja media Sosial maupun media mainstream yang luput dari isu ini ,sementara Jokowi sepertinya tidak peduli, dia tidak bergeming,tidak memberi respon apapun. Dalam jangka waktu yang cukup lama dia mengabaikan isu yg satu ini, hingga isu tersebut menggelinding bebas bak bola salju yang tidak bisa lagi dibendung, melahirkan polarisasi yang tajam dan eskalasi konflik yang makin mengkhawatirkan di tengah masyarakat.
Ada Ormas yang bolak-balik mengklaim menemukan sejumlah bendera PKI, beberapa hari kemudian mereka mengklaim menemukan kaos bergambar Partai Komunis Indonesia, diminggu yang lain mereka mengklaim lagi menangkap seorang yang memakai kaos bergambar palu Alit lalu ditampilkan adegan kekerasan terhadap orang tersebut. Isu itu berulang berkali-kali, hingga  masyarakat meminta ditunjukan dimana menemukannya dan dikemanakan orang yang mereka  temukan memakai kaos bergambar palu arit, tapi mereka tidak bisa menunjukan kepada masyarakat luas. Sampailah akhirnya masyarakat menyimpulkan kalau semua hanya drama politik semata. Mereka yang bikin bendera dan kaos palu arit, lalu mengklaim menemukan dan membakarnya sendiri.
Semua kejadian itu ujung-ujung dikaitkan dengan presiden Jokowi. Isu PKI menjadi isu yang amat seksi, sampai-sampai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ikut bersuara meramaikan isu PKI. Dia tampil seperti orang yang paling paham soal PKI, padahal selama aktif di TNI tidak ada satupun anggota PKI yang ditangkapnya. Masyarakat pun bertanya dulu kemana saja, mengapa setelah tidak punya kekuatan baru bicara soal PKI. Tampilnya mantan kasad TNI Gatot Nurmantyo memberi energi tambahan buat sekelompok orang sudah memainkan isu ini lebih dulu. Karena itulah khawatir isu PKI makin tidak terkendali dan memakan makin banyak korban, presiden Jokowi tampil dihadapan publik,ia membantah ,itupun dengan gaya bicara yang sangat santai, tidak ada terlihat kemarahan sedikitpun . Sambil tersenyum beliau menjelaskan dia lahir tahun 1961, saat peristiwa  PKI terjadi tahun 1965 umurnya masih 4 tahun, mana ada  PKI balita , begitu kata nya. Sebuah cara menjawab yang sangat sederhana, tidak tampak sama sekali basa-basi dan diplomasi, apa adanya, tapi tetap lugas dan sangat jelas walau tanpa tekanan intonasi sama sekali.
Isu PKI atau Partai komunis Indonesia bukanlah satu-satunya isu yang secara terus menerus dilancarkan oleh lawan politik Jokowi.Isu korupsi terus dibangun, Presiden anti Islam, dajal, tukang kriminalisasi ulama,  antek asing dan aseng, planga-plongo , pembohong nomor wahid dan berbagai macam caci maki yang menyertainya. Bahkan pentolan FPI habib Riziq Sihab tidak kalah ganasnya, dia menyebut Preseden Jokowi dengan sebutan yang sangat kasar , sangat tidak pantas keluar dari lisan seorang ulama, dia menyebut Presiden Jokowi dengan nama-nama hewan yang ada dikebun binatang, habib bahar Smit pun setali tiga uang dengan senior  yang juga  gurunya tersebut, dia menyebut Jokowi Presiden banci dan bermacam kalimat kotor yang orang awam pun tidak bisa melontarkannya, tapi mereka yang mengaku habib dan mengklaim cucu nabi Muhammad begitu fasihnya menyamakan seorang presiden dengan nama-nama hewan dan caci maki  kotor.
Singkat kata Jokowi adalah manusia paling nista dimuka ini, tidak yang menyamainya,dia bahkan melebihi dajjal, dia tidak punya sisi baik setitikpun, bahkan menurut Egy Sujana, Fir'aun sekalipun masih lebih baik ketimbang  Jokowi. Dimata lawan pokitiknya Presiden Jokowi adalah manusia paling durjana yang pernah ada di muka bumi ini, dari sekian banyak mahluk yang  pernah diturunkan Tuhan selama ini, Jokowi adalah manusia paling hina , paling brengsek, penyebab dari segala kebobrokan yg ada saat ini, dia adalah representasi dari semua bentuk keburukan, Jokowi adalah manusia  paling paripurna dengan segala atribut buruk yang melekat padanya.
Anehnya semua gempuran isu buruk tersebut dilancarkan seiring dengan keberanian Presiden Jokowi membubarkan PT. Petral tahun 2015, yang selama ini telah merugikan negara hingga ratusan triliun, mengambil alih Freeport ditahun 2018 , yang sejak zaman pa Harto dikuasai pihak asing, Blok Rokan pada tahun 2021 dan Newmont. Tidak cukup sampai disitu, Presiden Jokowi juga berani membubar Ormas berideologi Khilafah yang anti Pancasila yaitu FPI dan HTI, sehingga status hukumnya sebagai organisasi terlarang, serta memecat orang-orang yang punya Jabatan penting di BUMN yang sejak saat itu selalu menjadi bagian dari setiap gerakan  yang memojokan Jokowi, termasuk isu Izasah palsu saat ini.