Mohon tunggu...
Komar Udin
Komar Udin Mohon Tunggu... Lainnya - Wiraswasta

Membaca, sederhana , politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasang Surut Hubungan PKB dan NU

15 November 2023   12:07 Diperbarui: 15 November 2023   12:19 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka bisa disimpulkan, bahwa nasib NU ketika numpang diMasyumi maupun diP3, sama sekali tidak menguntungkan, begitu juga ketika NU tidak punya partai sendiri nasibnya juga sama, setali tiga uang. Tidak dapat apa2, kalaupun dapat hanya asoba atau sisa-sisa "kue politik" semata.

Kiranya sudahlah tepat kalau pada saat revormasi 1998 banyak warga NU mengusulkan agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU  membuat partai politik utk menampung aspirasi politik Nahdiyin dalam satu partai , dan hal tersebut direspon oleh PBNU dengan membentuk partai politik yang bernama Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.

HUBUNGAN PKB DAN PBNU

Saat PBNU dipimpin Gus Durlah PKB berdiri. Jadi jangan ditanya lagi soal bagaimana hubungan antara PKB  dgn PBNU saat itu. Keduanya saling bersinergi hingga mampu mengantarkan KH.Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kekursi Presiden Republik Indonesia . Begitu juga didua periode kepemimpinan KH.Hasym Muzadi, hubungan keduanya masih sangat harmonis.

 Begitu juga didua periode kepemimpinan KH.Said Agil Siraj pun hubungan PKB dengan tokoh2 NU masih sangat baik. Bahkan kalau kita baca secara seksama kelahiran UU pondok pesantren lahir dari kerjasama antara NU dengan Fraksi PKB yang ada di DPR RI,sehingga lahirlah Undang-undang no.18 tahun 2019 tentang pondok pesantren dan dana abadi pondok pesantren.

Lalu mengapa Pada kepemimpinan PBNU hasil Muktamar Lampung ini,  PKB mengalami hubungan yang tidak harmonis dengan NU. Ketum PBNU KH.Yahya Kholil Staqub secara berulang -ulang melontarkan statemen yang secara eksplisit mempertegas adanya disharmonisasi antara PBNU dengan PKB. Gus Yahya malah tidak mengakui PKB Sebagai Bagian dari NU. Bahkan statemen beliau menegaskan kalau PKB sama sekali tidak punya hubungan dengan NU dalam bentuk apapun,termasuk hubungan historis,ideologis maupun hubungan kultural yang selama ini kita kenal.


Mustahil  Gus Yahya tidak tahu latar belakang berdirinya PKB, karena beliau pernah jdi anggota   DPRRI dari Fraksi PKB. Tidak hanya itu, beliau juga pernah jdi Juru bicara presiden , waktu presidennya KH.Abdhrrahman Wahid alias Gus Dur yang juga dari PKB. Itu artinya beliau sudah cukup banyak mendapat berkah dari kehadiran PKB, tapi mengapa sekarang begitu sinis bahkan terkesan memusuhi PKB yang pernah ikut membesarkan namanya.

Kalau sekedar tidak suka dengan PKB, dengan segala pertimbangan subyektifitasnya, silahkan saja.Siapapun boleh suka atau tidak suka dengan PKB, atau kalaupun tidak suka dengan kepemimpinan  ketum Gus Muhaimin ataupun pengurus lainnya, boleh2 saja, tapi Upaya utk mengaburkan sejarah , seolah lahirnya  PKB berdiri sendiri tanpa ada hubungannya dengan NU , baik hubungan kultural, Ideologis dan historis adalah pengingkaran sejarah , jejak para pendahulunya di PBNU yang jelas2 terlibat langsung atas kelahiran PKB, baik yg ada ditim lima, tim sembilan apalagi para deklarator PKB yg notabene para ulama sepuh diPBNU waktu itu.

MENARIK NU KEMASA LALU

Dari uraian diatas sudah cukup gamblang tergambarkan oleh kita betapa nestapanya nasib  NU dipentas politik tanah air,berulang kali dikadali oleh para politikus yang haus kekuasaan dan sangat paham bagai mana cara memperolehnya. Memanfaatkan NU adalah cara yang paling efektif dan efisien, org NU tidak rewel, tidak banyak tuntutan tapi sangat bisa diandalkan utk sampai pada kursi empuk yang mereka incar,maka kekuasaan yg menggiurkan itupun bisa mereka peroleh, persetan dengan nasib NU,Bukankah segala sesuatunya sdh diselesaikan dengan baik sebelum hari pencoblosan.

Walaupun begitu sepertinya masih ada pihak yang ingin mengulangi kembali penderitaan panjang tersebut,kembali kemasa lalu yang suram menyakitkan. Sebagai elit NU sudah sewajarnya  membuka jalan pada ikhtiar politik yang ditempuh warganya lewat partai yang didirikan para pendahulunya, bukan malah berupaya mengempesinya. Minimal diam agar tidak menimbulkan perpecahan dikalangan warga NU. Sudah cukup nestapa politik yang berpuluh tahun mendera warga NU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun