Terlibatnya KH.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, KH.Ilyas Rihiyat, KH.Muhid Mujadi, KH.Munasir Ali dan KH.Musthofa Bisri sbg deklarator PKB menunjukan kalau PBNU sangat  serius membuat partai politik untuk warga NU.
Maka saat repormasi tahun 1998 dimana membuka peluang Lahirnya partai-partai baru, setelah sejak tahun 1973 hanya ada tiga kontestan pemilu yaitu PPP,Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia  atau PDI yang kini berganti nama menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, maka partai PKB pun dibuat oleh PBNU.
Saat itu bukan cuma NU bikin partai politik. Muhamadiyah yang saat itu dipimpin oleh Amin Rais juga mendirikan Partai Amanat Nasional alias PAN, kelompok yang masih menginginkan kebangkitan Masyumi seperti Yusril Ihza Mehendra dkk juga mendirikan Partai Bulan Bintang atau PBB,sedangkan para aktivis yang berideologi Ikhwanul Muslimin saat itu mendirikan partai keadilan atau PK yang kemudian pada tahun 2014 berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera  atau PKS karena pada pemilu 2009 tidak lolos parliamentory Threshorld atau ambang batas perolehan suara minimal sebesar 3 persen di DPR RI.
Selain itu masih ada kelompok masyarakat lain yg juga mendirikan partai Politik seperti Partai buruh Nasional dan yg lainnya,  yg juga punya maksud yg sama yaitu menyediakan wadah politik utk kelompok mereka yaitu  kaum buruh.
Maka pada pemilu tahun 1997 menjadi pemilu terakhir sekaligus menandai berakhirnya rezim Soeharto selama 32 tahun berkuasa dengan peserta pemilu yang hanya terdiri dari tiga partai saja , karena pada pemilu berikutnya yaitu tahun 1999 pemilu diikuti oleh 48 partai politik yang salah satunya adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, sekaligus pemilu pertama diera Reformasi dengan perolehan suara sebesar 13 juta lebih dan menjadi pemenang ketiga setelah  Pdip dan Golkar.
KHITTAH 1926 DAN MASA SILAM POLITIK NU
Sebagai mana kita ketahui, PBNU telah melahirkan satu keputusan yang sangat krusial. Pada Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo PBNU melahirkan apa yang kita kenal dengan istilah kembali keKhitah 26. Artinya NU kembali saat pertama kali dilahirkan sebagai organisasi keagamaan yg tidak berpolitik praktis.
Khitah 26 yg didasari pengalaman masa lalu yang menyakitkan.Sejak tahun 1973 NU dipaksa bergabung dengan PPP sebagai konsekwensi dari penyederhanaan partai politik yang dibuat pada zaman presiden Soeharto, sehingga hanya ada 3 parpol yang diakui yaitu ppp,pdi dan golkar. Hal tsb dilakukan karena sebelumnya begitu banyak partai politik termasuk NU itu sendiri.
Atas kelihaian  pa Harto, partai yg berbau agama harus menyatu dgn ppp, termasuk didalamnya NU, yang pada pemilu 1971 masih ikut pemilu dan menjadi pemenang kedua setelah golkar, selainnya lagi ada partai  perti, PSII, Parmusi. Sedangkan partai yang berhaluan nasional seperti PNI, Parkindo,Murba, IPKI, partai katholik bergabung bersama partai Demokrasi Indonesia atau pdi. Golkar sendiri tidak mau menyebut namanya sbg partai politik tapi sebagai  organisasi karya kekaryaan. Ormas yang bisa ikut pemilu.
Adapun alasan penyederhanaan partai politik,dengan menggabungkannya partai2 yang dianggap sehaluan, utk menciptakan stabilitas politik dan pembangunan   yang berkelanjutan.
Lebih dari 10 tahun lamanya NU bersama ppp,sejak 1973 - 1984 Tapi apa yang didapat terlalu jauh dari harapan. Di PPP NU hanya dipungsikan sebagai penyumbang suara terbesar saja.Kursi anggota dewan selalu org lain yg mendudukinya,apalagi Jabatan menteri, jangan pernah bermimpi utk bisa Mendapatkan,padahal saat kampanye justru warga NUlah yang membanjiri lapangan terbuka,bgitupun saat hari pencoblosan,warga NUlah yang paling banyak memberikan Suaranya utk partai persatuan pembangunan.
