Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Masalah Boeing Lebih Sekadar Krisis Budaya Perusahaan

29 Januari 2024   20:33 Diperbarui: 4 Februari 2024   02:00 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo perusahaan Boeing. (Sumber: Boeing.com via kompas.com) 

Pihak Badan Penerbangan Amerika (FAA) menyatakan bahwa investigasi akan mencakup semua fasilitas Boeing dan sub kontraktor nya, langkah ini merupakan langkah yang patut diacungkan jempol karena harapannya adalah akar permasalahan pada door plug dan lainnya dapat terungkap.

sumber gambar : Boeing.com
sumber gambar : Boeing.com

Jalan Keluar Boeing

Akankah Boeing menggunakan lobi ke pihak pemegang kebijakan Amerika sebagai senjata pamungkasnya seperti yang pernah dilakukan oleh Boeing ?

Pada tahun 2016 Boeing mengajukan petisi terhadap pabrikan asal Kanada yakni Bombardier dengan tuduhan melakukan dumping pada penjualan pesawat c-series nya kepada maskapai asal Amerika, Delta Airlines yang memesan 75 unit dengan opsi 50 unit.

Alhasil, semua maskapai Amerika yang membeli pesawat c-series akan dikenakan denda, pihak Bombardier akhirnya melirik Airbus dan menjual program c-series nya kepada Airbus dengan harga satu dollar Kanada. Pesawat c-series ini kemudian diberi nama A 220 oleh Airbus.

Boeing juga berhasil membatalkan kemenangan Airbus yang bergabung dengan Norhtrop Grumman pada program KC-X dari USAF untuk pengembangan pesawat tanker pengganti KC-135, dimana Airbus dan Northrop Grumman telah memenangkan kompetisi tersebut dengan KC-30 yang merupakan varian dari pesawat Airbus A 330 MRTT (Multi Role Tanker Transport).

Boeing yang sebelumnya mengajukan pesawat KC-777 yang merupakan varian dari B 777 kemudian mengajukan KC-46 yang merupakan varian dari B 767 setelah pihak USAF mengulang kembali kompetisinya. Pada akhirnya pihak USAF menetapkan Boeing sebagai pemenangnya dengan pesawat yang kini kita kenal dengan KC-46 Pegasus.

Kegiatan melobi sepertinya tidak hanya dilakukan oleh perusahaan hi tech saja tapi juga oleh pabrikan pesawat -- bahkan media New York Times sempat mengulasnya dalam sebuah artikel dengan tajuk "Boeing's War Footing; Lobbyists Are Its Army, Washington Its Battlefield".

Namun dengan berbagai masalah yang masih terus menimpa Boeing, apakah pihak pemegang kebijakan di Amerika masih akan tetap berdampingan (baca: membela) dengan Boeing ?

Krisis budaya yang sedang terjadi di Boeing sepertinya bisa benar adanya sehingga Boeing perlu melakukan berbagai penyesuaian yang diperlukan termasuk pada pengawasan kualitas (quality control) -- tidak saja fasilitas di Boeing sendiri tapi juga pada semua fasilitas para sub kontraktor dan supplier nya (konsolidasi secara total).

Selain itu juga praktek bisnis yang dijalankan oleh Boeing terutama dalam menjaga hubungan dengan para sub konrraktor dan supplier bisa menjadi perhatian seperti misalnya pembayaran yang tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun