Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Kulon Progo, dari Susur Goa sampai Sawah Luas Membentang

27 Maret 2021   08:30 Diperbarui: 28 Maret 2021   09:55 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak cara orang melepas penat, diantaranya dengan berlibur ke tempat yang tenang, teduh dan indah. Namun ada juga yang meluangkan waktu untuk meningkatkan adrenalin dengan menikmati jenis wisata yang sedikit menantang ketrampilan.

Wisata minat khusus di Kulon Progo Yogyakarta, tepatnya di Desa Jatimulyo, Girimulyo. Tidak hanya Goa Kiskendo. Tetapi ada juga Goa Sumitro. Saat akan menjelajahi goa ini, cara masuknya tidak seperti biasa dengan berjalan kaki. Tetapi di turunkan memakai tali dengan kedalaman sekitar 15 meter. 

Awal yang menantang dan pengalaman baru bagi mereka yang belum pernah merasakan olahraga atau senang dengan kegiatan panjat turun tebing dan susur goa. Apalagi jika setelah sampai di dalam goa Sumitro, dapat menikmati black water rafting. Bukan karena airnya hitam tetapi karena suasana sekitar goa yang gelap gulita jika tanpa bantuan alat penerangan.

Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah selatan didominasi oleh perbukitan jalur perbukitan Menoreh yang membentang dari wilayah Jawa Tengah sampai Yogyakarta. Terdapat tempat yang indah dengan berbagai pemandangannya, yang dilihat dari atas bukit. Tetapi juga di dalam bukit, dinding dan pilar goa yang indah. Hasil karya alam yang tidak ada tandingnya.

Pegiat industri wisata pertengahan bulan Maret 2021 bersama beberapa pegiat media sosial mendapat undangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo untuk memperkenalkan obyek wisata di Kulon Progo lewat kegiatan Familiarization Trip ke komplek Goa Kiskendo dan Tegal Pule, Desa Wisata Banjararum, Kalibawang.

Jalan-jalan ke Kulon Progo (foto:ko in)
Jalan-jalan ke Kulon Progo (foto:ko in)
Satu persatu masuk goa (foto:ko in)
Satu persatu masuk goa (foto:ko in)
Turun secara  vertikal masuk ke Goa Sumitro bagi sebagian orang mungkin belum seberapa, dan jalan yang disusuri dalam gua lebarnya sekitar 3 meter dengan panjang sekitar 300 meter. Ingat cara tempuhnya tidak hanya dengan jalan kaki, tetapi dengan Kano dan ada bagian juga dimana wisatawan mengapung di sungai bawah tanah Goa Sumitro dengan kedalaman sekitar 4 meter. 


Jangan khawatir setiap orang yang masuk ke goa tersebut dipasang pelampung dan alat safety lainnya. Seperti helm speleo, helm khusus untuk penelusuran gua, yang desainnya mampu menahan benturan dan juga runtuhan batu dari berbagai sisi dengan ketinggian tertentu. Helm ini dilengkapi tali juga memiliki space khusus di bagian depan untuk meletakkan headlamp atau senter.

Peralatan safety (foto:ko in)
Peralatan safety (foto:ko in)
Kemudian sepatu boot dan pakaian cover all, pakaian khusus untuk caving atau susur gua yang berguna untuk menghindari tubuh dari gesekan dan mempertahankan suhu tubuh ketika berada di dalam gua berair. Serta dipandu tenaga profesional. Maka jangan heran jika wisata minat khusus susur Goa Sumitro, setiap harinya dibatasi 20 orang.

Waktu tempuh untuk menyusuri goa dalam tanah dari lobang masuk sampai lobang keluar, yang jaraknya hanya sekitar 150 meter dan dapat ditempuh dalam beberapa menit, jika di atas tanah. Ternyata di goa bawah tanah perjalan itu butuh waktu sekitar 90 menit..

Selesai caving di Goa Sumitro (foto:ko in)
Selesai caving di Goa Sumitro (foto:ko in)
Jarak lobang masuk antara Goa Sumitro dan Goa Kiskendo tidak terlalu berjauhan. Menariknya lorong kedua goa tersebut tidak saling berhubungan. Tetapi tidak diketahui pasti, apakah aliran air bersih dari kedua goa tersebut bisa jadi saling bertemu di satu titik atau beberapa titik tertentu. 

Cara masuk ke Goa Kiskendo tidak semenantang di Goa Sumitro. Cukup berjalan kaki dan hati-hati karena jalannya licin. Bukan karena hujan tetapi karena tetesan-tetesan air dari atas goa. Bahkan ada satu tempat yang cukup luas dalam Goa Kiskendo yang seolah tidak pernah terkena tetesan air. Walau di luar goa sedang terjadi hujan lebat. Bagian ini menurut Mbah Slamet, juru kunci Goa Kiskendo tidak jarang jadi tempat bertapa.

Mbah Slamet (foto:ko in)
Mbah Slamet (foto:ko in)
Jalan masuk Goa Kiskendo (foto:ko in)
Jalan masuk Goa Kiskendo (foto:ko in)
Masuk Goa Kiskendo mesti melewati tangga semen yang sudah dibuat sedemikian rupa, lengkap dengan pegangan besi. Untuk memudahkan pengunjung saat keluar masuk gua, terdapat tangga dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat.

Sangat disarankan jika berkunjung ke goa ini memakai celana panjang dan sepatu karet. Jangan sampai menginjak rok sendiri yang memungkinkan terpeleset dan membuat celaka sendiri atau orang lain. Mengingat di dalam goa semua dindingnya keras dan tidak banyak tempat yang landai.

Selain itu, mereka yang over weight badannya dan susah membungkuk atau jongkok. Pertimbangkan secara masak jika ingin turun masuk ke dalam Goa Kiskendo. Walau dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sebab ada bagian dalam goa dimana pengunjung akan berjalan membungkuk dan berjalan sambil jongkok. Jangan sampai menjadi penyebab stag dalam goa.

Suasana dalam Goa Kiskendo (foto:ko in)
Suasana dalam Goa Kiskendo (foto:ko in)
Awas kepala dan punggung (foto:ko in)
Awas kepala dan punggung (foto:ko in)
Jika tidak mampu berjalan jongkok, satu-satunya cara melewati bagian jalan tersebut dengan merangkak. Oleh karena itu jika membawa tas, meski tas punggung. Sebelum masuk gua mesti dititipkan terlebih dahulu. Sebab tas tersebut dapat menganggu perjalanan susur gua dalam tanah.

Pengunjung sebelum memasuki gua mendapat pengarahan dari juru kunci atau penjaga goa, yang hafal dengan lorong-lorong goa yang bercabang. Jangan sampai memisahkan diri dari rombongan, biasanya maksimal terdiri dari 15 orang. Dan jumlah rombongan yang ada dalam goa dibatasi maksimal 3 rombongan. 

Sebelum masuk goa, pengunjung dibekali dengan senter atau helm speleo. memakai helm pengaman wajib saat menyusuri goa. Kecuali jika anda merasa kepala anda lebih keras dari batu dan tidak berkata "Aduh…", saat kepala anda terbentur dinding atau atap goa. 

Susur goa (foto:ko in)
Susur goa (foto:ko in)
Secara tidak sengaja dan tidak sadar, entah karena gelap dan tidak menguasai medan. Beberapa kali kepala saya terantuk kerasnya atap atau pilar goa yang bentuknya tidak beraturan. Tetapi beruntung saya memakai helm walau hanya seperti helm proyek. Cukup melindungi kepala dari benturan sehingga nyaman mengagumi keindahan dan kebesaran ciptaanNya di tempat yang gelap dan sepi. Sesekali terdengar bunyi tetesan air yang tidak berirama.

Beberapa stalaktit stalakmit masih membentuk dirinya dan beberapa lainnya ada yang sudah mati atau berhenti berproses akibat tersentuh tangan manusia. Walau sekali sentuhan tangan saja, sekumpulan stalaktit dalam waktu hampir bersamaan mati berproses.

Tempat keluar masuk Goa Kiskendo (foto: ko in)
Tempat keluar masuk Goa Kiskendo (foto: ko in)
Tidak terasa waktu lebih dari 60 menit telah berlalu saat menyusuri Goa Kiskendo yang licin, tidak hanya dengan jalan kaki tetapi ada kalanya harus sedikit merangkak. Ada banyak kesan yang tertinggal dalam hati usai menyusuri sebagian isi Goa Kiskendo, yang ditetapkan menjadi Goa Heritage. Sebagai goa tertinggi di Pulau Jawa yang berada  800 diatas permukaan laut.

Wilayah tengah Kabupaten Kulon Progo banyak diisi pegunungan atau bukit kapur, hanya pohon tertentu yang tumbuh di tempat ini seperti pohon jati. Sementara sisi utara tempatnya lebih landai dan banyak ditemukan persawahan yang membentang. Sungguh pemandangan yang kontradiktif.

Land camp (foto:ko in)
Land camp (foto:ko in)
Usai menikmati keindahan isi bumi, Dinas Pariwisata Kulon Progo mengantarkan kami ke Tegal Pule yang berlokasi di desa wisata Banjararum. Terdapat kompleks perkemahan yang tidak jauh dari persawahan yang membentang luas dengan pemandangan yang indah. Sungai Tinalah di dekatnya, dapat dipergunakan untuk kegiatan rafting atau susur sungai, dengan catatan sungai tidak dalam keadaan banjir.

Gethuk (foto:ko in)
Gethuk (foto:ko in)
Suasana pedesaan sangat kental di desa wisata ini apalagi jika menyantap gethuk dengan minuman khas yang dibuat dari campuran serai, jahe dan sedikit santan. Diminum dalam keadaan hangat terasa sangat, "ehmmm…"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun