Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Susahnya Jadi Raja, Walau di Toilet

7 September 2019   14:02 Diperbarui: 9 September 2019   12:26 20685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: erudisi.com)

seperti hilangnya lampu penerangan, pengharum ruangan, gantungan baju  dan  perlengkapan lainnya. Toilet disadari harus selalu dijaga   kebersihannya, namun di saat yg bersamaan petugas kebersihan tdk hanya  menjaga kebersihan toilet, namun juga membersihkan (3/4)

area lainnya di SPBU.  Dgn pertimbangan tersebut maka pengelola  SPBU menunjuk pihak ke-3 sbg  pengelola toilet dgn tujuan toilet selalu  terjaga kebersihan  &  kenyamanannya karena ada petugas yg selalu  berjaga setiap saat.  (4/5)

Namun  terkait pengguna toilet, tdk diwajibkan utk membayar jasa  toilet  kpd  petugas jaga tersebut jadi hanya bersifat  sukarela.  Demikian informasinya sobat. Terima kasih  -Moni-

Pengalaman di bulan April, mendorong saya untuk mencoba menggunakan fasilitas toilet di SPBU yang sama. Tepatnya Jumat (6/9/2019), saya sengaja memberi uang jasa kebersihan kurang dari Rp 2000. Ternyata tidak dipanggil oleh penjaga toiletnya. Walau di kotak uangnya, ada bekas goresan benda tajam yang membentuk angka 2000

"Ehm,...", sudah ada perubahan, saat saya mendapat penjelasan dari pengelola SPBU 44.5***.** sambil minta maaf atas apa yang pernah saya alami. Baru satu bulan ada pergantian penjaga toilet oleh pihak ketiga atau pihak penyewa. Sambil menjelaskan kalau toilet SPBUnya baru dua tahun ini disewakan dan mohon agar nama serta SPBU-nya tidak ditulis.

Pada hari yang sama saya mencoba menggunakan toilet di salah satu SPBU di kota Yogyakarta. Di sana ada penunggunya dan tulisan Rp 2000 di atas kotak dengan huruf besar dan sangat mencolok. Saya sengaja tidak memasukkan uang tetapi cukup mengucapkan terima kasih dan ternyata tidak diminta uang kebersihan.

Lewat keterangan pegawai SPBU, toilet mereka kelola sendiri. Tiap hari rata-rata memperoleh Rp 300 ribu. Saya coba hitung dalam sebulan dan satu tahun. Ketemu angka Rp 9 juta dan Rp 108 juta. Jalan di depannya tidak begitu ramai dan lebar. Bus pariwisata jika masuk mungkin sedikit repot.

Bayangkan dengan SPBU yang terletak di pinggir jalan yang arus lalu lintasnya cukup ramai. Luas, rest areanya juga dapat menampung banyak kendaraan. Apalagi saat liburan. Berapa yang diperoleh pihak penyewa toilet jika memaksa tiap pengguna toilet membayar Rp 2000?

(foto:colnect)
(foto:colnect)

Walau ada larangan memasang tarif atau menarik uang jasa penggunaan toilet oleh Pertamina, penunggu toilet di beberapa SPBU entah yang dikelola sendiri atau disewakan, tidak kurang akal.

Mereka sengaja memasang atau meletakkan uang Rp 2000 di atas kotak uang kebersihan. Apakah karena mereka mencium bau "wangi" rupiah di toilet ? Aduh... Ternyata susah juga menjadi raja walau di toilet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun