Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Suara "Brem... Berembem... Bem... Bem... Bem..."

20 November 2018   00:21 Diperbarui: 21 November 2018   15:08 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya akan menjemput Fred. Jangan lupa, cokelatnya untuk saya, "sambil tersenyum ke arah Anggi dan Kanaya, untuk mencairkan suasana.

18.00 Mencari Fred

Bergegas saya ke arah suara peluit. Sambil melihat jam, waktu menunjuk 18.00. Rimbunnya pepohonan membuat suasana menjadi cepat gelap di sekitar jalan satu-satunya menuju kampung terdekat dari hutan konservasi.

Suara peluit Fred memandu saya untuk menemukan kakek ahli biologi. Tidak lama saya temukan. Dalam waktu hampir bersamaan sayup-sayup terdengar deru motor menuju ke tempat mobil kami mogok.

Sumber pxhere.com
Sumber pxhere.com
Setelah bertemu Fred kami bergegas menuju romobongan dengan bantuan suara serta cahaya yang dipendarkan dari lampu sepeda motor . Walau terhalang pohon-poho besar namun cahaya itu cukup membantu sebagai penunjuk ke arah rombongan.

Dari dalam hutan saya melihat samar- samar nyala lampu sepeda motor yang berhenti di satu titik. Artinya, bantuan dari petugas rumah jaga sampai di tempat mobil mogok.


Dalam perjalanan menuju rombongan saya ceritakan kepada Fred siapa yang mengendarai motor. Kami berjalan ke arah cahaya motor dan suara mesin motor yang melemah tetapi tidak mati.

Saya dan Fred sampai di rombongan lebih 5 menit dari perkiraan. Saya lihat Kanaya ada di dekat sepedamotor milik penjaga rumah hutan dengan lampu yang masih menyala menerangi mesin mobil minibus.

Saya lihat  Her,  Lukman dan penjaga rumah hutan saling bahu membahu menurunkan jerigen berisi air  dari sisi kanan dan kiri motor, membantu memastikan mesin mobil sudah dingin dengan memegang penutup kap mesin mobil.

Saya lihat Prita sambil memeluk anaknya, yang asyik makan coklat sedang ngobrol dengan Anggi, terkadang saya lihat senyum di bibir mereka dan terkadang tawa yang memecah keremangan senja di hutan.

18:15 Terimakasih Olan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun