Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Noe Coffee and Kitchen, Romantisme Ala Yogya

27 Januari 2018   14:14 Diperbarui: 4 Februari 2018   11:40 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit berubah cepat menjadi kelabu sore itu. Membuatku was-was menanti kedatanganmu. Sengaja aku duduk di teras Noe Coffee and Kitchen berharap kegelisahanku dapat menahan jatuhnya hujan sebelum dirimu tiba.

Kita sepakat untuk bertemu sore itu di Noe Coffee and Kitchen, Jl. Dr. Wahidin 68 Yogya. Tidak jauh dari perempatan Galeria. Tawaran dari salah seorang barista untuk duduk di dalam, aku tolak dengan nada yang tidak dapat  menyembunyikan kekhawatiranku tentang dirimu.

Akhirnya tetesan air seperti berlomba-lomba menjatuhkan diri dari langit. Ingin membasahi apapun yang ada di atas bumi. Beberapa orang berusaha mengelak dengan berlari mencari tempat untuk berteduh namun usaha mereka jelas sia-sia.

Hujan semakin deras (Foto:Ko In)
Hujan semakin deras (Foto:Ko In)
Jalan, tanah dan trotoar basah. Air ada dimana-mana. Angin pun terasa basah, membuat basah tangan. Refleks kedua tangan saling menyilangkan diri untuk memberikan kehangatan di dada. 

Usaha menghalangi  dingin dengan memakai jaket nampaknya sia-sia karena angin semakin kencang  meniupkan butiran-butiran lembut air. Wajah sore kota Yogya semakin kelabu dan semakin dingin.

Mengingatkanku akan senyummu yang mampu menyingkirkan dinginnya udara diChamps Elysees, Paris waktu itu. Tatapan matamu membuat tubuhku hangat tanpa harus meminum red wine. Di depan kita masing masing ada secangkir hazelnut latte  menemani  obrolan kita tentang  Albert Camus  dengan novel  La Peste,Sampar.

Cerita tentang manusia yang eksistensial namun sekaligus  mengalami keabsurditasan hidup yang tidak terelakkan. Sesekali  kita tersenyum bersama ngrasani Picasso dengan kubismenya.

Hazel nut latte, Noe Coffee and Kitchen (Foto:Ko In)
Hazel nut latte, Noe Coffee and Kitchen (Foto:Ko In)
Hujan semakin lebat, disertai tiupan angin yang membuyarkan kenangan rindu akan dirimu. Memaksaku untuk pindah ke dalam Noe Coffee and  Kitchen, dalam kecemasan mengharap kehadiranmu segera karena hujan semakin deras. Sebuah  pesan masuk  di gadget. Tertulis "Otw  ", namun tetap tidak mampu menghilangkan kecemasanku akan dirimu .

Senyum dan sapaan ramah Tommy Wardhana, supervisor Noe Coffee sejenak melupakan kecemasan itu. Diganti dengan rasa penasaran karena banyaknya unsur rusa kutub dalam dekorasi cafe ini. Kemana mata memandang selalu ada rusa bertanduk.

Daftar menu (Foto:Ko In)
Daftar menu (Foto:Ko In)
Dari sampul daftar menu yang sederhana tetapi menarik. Menonjolkan perpaduan unsur warna  hitam dan putih. Berhiaskan gambar kepala rusa bertanduk berwarna putih dengan dasar hitam.

Buku tertata rapi di salah satu sudut ruang dengan beraneka macam judul. Mengesankan cafe ini cafe yang smart, bukan sekedar cafe tempat ngobrol dan tempat minum kopi sambil menghabiskan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun