Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Terang Gelap Dunia Bisnis: Belajar dari Film The Social Network

20 Maret 2023   19:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   19:57 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Afifah Naddif - Growth Center Kognisi.id

Layaknya kehidupan, dunia bisnis dipenuhi lika-liku yang rumit. Setiap bisnis yang pernah diciptakan pasti memiliki sisi terang dan gelapnya tersendiri. Tidak mungkin ada usaha yang jalannya selalu mulus dan tidak pernah mengalami kegagalan. Semua businessman besar pasti memiliki gilirannya tersendiri untuk merasakan pahit manisnya dunia bisnis, termasuk salah satunya yaitu Mark Zuckerberg.


Nama Mark Zuckerberg sudah melanglang buana di dunia. Ia adalah cofounder dan CEO dari Facebook, sebuah media sosial berbasis internet. Mark juga merupakan chairman, CEO, dan pemegang saham pengendali dari Meta Platforms.


Pada tahun 2010, sutradara David Fincher menggarap The Social Network, sebuah film biografi tentang Mark Zuckerberg. Film ini merupakan adaptasi dari buku berjudul The Accidental Billionaires: The Founding of Facebook, a Tale of Sex, Money, Genius, and Betrayal karya Ben Mezrich. The Social Network bercerita tentang perjalanan Mark menciptakan Facebook dan kisahnya menghadapi dua lawsuit sekaligus yang datang dari teman dekat dan saingan-saingannya pada saat kuliah dulu.


Melalui film The Social Network, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil, baik untuk para businessman ataupun kawula muda yang sedang membangun karier dan mengembangkan bisnis.

Belajar dari Film #1: Teamwork sebagai Aspek Vital dalam Bisnis

Melalui The Social Network, kita bisa melihat betapa briliannya Mark Zuckerberg. Ia adalah otak utama dari Facebook. Namun, media sosial tersebut tidak akan sebesar sekarang apabila Mark hanya bekerja sendirian. Semua itu memerlukan kerja sama tim yang baik. Film ini mengajarkan kita beberapa hal penting mengenai leadership dan teamwork, salah satunya yaitu mengenai pentingnya pembagian kerja yang jelas.


Dalam film, pada saat Mark ingin melebarkan jaringan Facebook ke luar kampus, ia memberikan tugas kepada Eduardo untuk mengurus sisi bisnis dan keuangan, serta menugaskan Dustin Moskovitz sebagai programmer. Pembagian tugas yang adil, jelas, dan sesuai dengan kemampuan karyawan oleh sang leader adalah hal yang penting dalam teamwork. Hal ini membuat kerja sama tim dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, membangun hubungan yang baik dengan sesama tim dan partner kerja adalah hal utama yang harus diperhatikan. Hubungan tim yang solid akan memudahkan sebuah bisnis untuk berkembang.


Belajar dari Film #2: Pentingnya Menjaga Hubungan Sosial

Film ini menggambarkan Mark sebagai seseorang yang kaku dan sering memiliki masalah dengan orang-orang yang berada di lingkungan sosialnya, seperti Erica mantan kekasihnya, Eduardo sahabatnya, serta Cameron dan Tyler Winklevoss yang sebelumnya merupakan calon partnernya. Pada awal film, Mark membuat situs yang membandingkan wajah para mahasiswi perempuan di kampusnya. Situs ini membuat banyak orang tersinggung dan membuat Mark dikenakan hukuman 6 bulan masa percobaan akademis. Mark juga membuat Cameron dan Tyler Winklevoss murka karena memutuskan hubungan pekerjaan secara tidak baik.

Melalui alur ini, pelajaran utama yang bisa dipetik adalah hubungan sosial sangatlah penting untuk dijaga, sekalipun hubungan dengan orang-orang yang tidak kita sukai. Koneksi merupakan hal yang vital dalam dunia bisnis. Siapa pun bisa mendapatkan keuntungan jika memiliki koneksi positif, tetapi bisa juga "tersandung" apabila ia memiliki koneksi yang negatif atau tidak menjaga hubungan baik dengan partner bisnisnya. Maka dari itu, menjaga hubungan baik dengan orang lain dalam lingkungan sosial di dunia bisnis merupakan hal yang sangat penting bagi para entrepreneur.


Belajar dari Film #3: Persahabatan Lebih Penting daripada Uang

The Social Network mengungkap kisah Eduardo selaku CFO Facebook yang pernah menuntut Mark sebesar $600, sebab ia merasa disingkirkan secara perlahan dari Facebook. Namanya dicopot dari masthead Facebook, dan sahamnya diturunkan dari 34% menjadi 0.03%. 

Eduardo marah besar karena ia merasa dikhianati, padahal ia sudah menjadi sahabat satu-satunya sekaligus partner Mark sejak Facebook belum mendunia. Ini mengajarkan kita bahwa dalam kehidupan, terdapat banyak hal yang harganya tidak bisa dibeli dengan uang, seperti keluarga dan persahabatan. Bisnis dan uang memang aspek yang penting untuk keberlangsungan ekonomi, tetapi persahabatan merupakan salah satu faktor utama yang menjaga kebahagiaan kehidupan.

Belajar dari Film #4: Kedinamisan Dunia Bisnis menjadi Faktor Pendorong untuk Selalu Belajar

Melalui film The Social Network, kita dapat melihat perkembangan Facebook. Dari hanya menjangkau mahasiswa Harvard, kemudian melebar ke Yale dan Columbia University, hingga dapat diakses oleh seluruh orang di dunia. Hingga hari ini, Facebook masih menjadi salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Mark pun semakin melebarkan sayapnya di dunia bisnis dengan membuat Meta Platforms, parent company untuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Sepuluh tahun yang lalu, tidak ada yang mengira bahwa media sosial berbasis internet akan menjadi sebesar sekarang, dan bahkan bisa digunakan sebagai wadah untuk mencari uang. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU yang dilakukan Bank Indonesia (BI), kegiatan dunia usaha meningkat pada kuartal II 2018 dengan presentase sebesar 20,89% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, dunia bisnis bersifat sangat dinamis.

Segala perubahan dan perkembangan dapat dengan cepat terjadi. Hal ini memang terkesan menakutkan, tetapi bisa juga menjadi pemantik bagi seseorang untuk selalu belajar. Mempelajari perubahan yang ada, beradaptasi, dan selalu berkreasi merupakan cara yang efektif untuk bertahan di dunia bisnis dengan segala kedinamisannya.

Belajar dari Film #5: Eksekusi Lebih Penting daripada Ide Awal

Dalam film, Cameron dan Tyler Winklevoss pada awalnya mengajak Mark Zuckerberg untuk bergabung bersama mereka dan Divya Narendra untuk menciptakan HarvardConnection, sebuah social networking website yang diciptakan eksklusif untuk mahasiswa Harvard. Mark mengiyakan ajakan mereka, tetapi tidak pernah benar-benar menjalankan tugasnya. Mark malah menciptakan dan mengembangkan Facebook, yang sekilas memang mirip dengan HarvardConnection, tetapi sebenarnya berbeda. 

Setelah Facebook meledak, Cameron dan Tyler akhirnya menuntut Mark karena mereka menganggap bahwa ia telah mencuri ide mereka. Pada pertengahan film, Mark menyatakan bahwa ide HarvardConnection tidak bisa dijalankan karena satu dan lain hal. Mark sebenarnya tidak mencuri ide dari Cameron dan Tyler, tetapi ide tersebut berhasil menginspirasinya untuk menciptakan Facebook.

Melalui kisah ini, dapat dikatakan bahwa bisnis tidak selalu tentang siapa yang menggagas idenya untuk pertama kali, tetapi tentang siapa yang mampu mengeksekusinya dan mengembangkan ide tersebut menjadi jauh lebih baik. Dalam autobiografinya, Mark Twain pernah mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada ide yang benar-benar orisinal. Sebuah ide sejatinya merupakan kumpulan inspirasi dari ide-ide yang sudah ditemukan sebelumnya. Artinya, kreativitas dan inovasi adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis.


Belajar dari Film #6: Kontribusi Apa yang Bisa Diberikan Bisnismu?

Salah satu hal yang membuat Facebook terkenal dan begitu digandrungi oleh orang-orang adalah karena media sosial yang satu ini dapat menjadi penghubung bagi para penggunanya. Orang dapat mendapatkan koneksi yang begitu luas melalui situs ini. Oleh karena itu, Facebook dapat dikatakan memiliki kontribusi yang besar untuk bidang sosial dan teknologi. Facebook menjawab kebutuhan dunia dengan menyambungkan masing-masing penggunanya. Facebook juga memungkinkan penggunanya untuk berekspresi dan berbagi pengalaman.

Dari sini dapat dilihat bahwa kontribusi bisnis dalam menjawab kebutuhan dunia merupakan kunci yang menentukan kesuksesan bisnis tersebut. Customer tidak akan berpikir dua kali untuk menggunakan jasa atau membeli produk sebuah bisnis apabila bisnis tersebut dapat memberikan banyak manfaat dan menawarkan solusi terbaik bagi masalahnya. Jadi, saat membangun kualitas produk dan jasa bisnismu, pastikan juga bahwa bisnismu mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi orang lain.

Ketika kamu memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis, secara tidak langsung kamu sudah siap untuk berkomitmen dengan bisnismu dan bersedia melewati segala terang gelap dan lika-liku yang terdapat di dalamnya. Namun, bisnis merupakan dunia yang dinamis. Keteguhan, humility, dan keinginan untuk terus belajar merupakan sifat yang harus dipunyai oleh seseorang yang mau bergelut di dunia bisnis. Kesempatanmu untuk belajar akan selalu terbuka lebar. Kamu bisa belajar dari mana saja, mulai dari buku, kursus online, atau belajar dari film seperti The Social Network yang dapat memberikan begitu banyak insights menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun