Dalam pemberitaan media online yang saya baca ketika menanggapi peristiwa "ibu melahirkan di jalan menuju puskesmas", dominan penyebab peristiwa itu karena kurangnya perhatian pemerintah.
Kedua :
Pertanyaan lanjutan terhadap alasan golongan pertama itu adalah: Â apakah betul itu penyebabnya? Karena penyebab lain yang amat langsung pada peristiwa adalah manusia pelaku itu sendiri, bukan? Yang menikmati enaknya hubungan perkawinan, bulan madu, 'kan pasangan itu sendiri to?Â
Yang langsung menjadi pelaku dalam transaksi mahar pernikahan dan belis, 'kan manusia pelaku dalam hajatan perkawinan itu to? Yang tahu kenapa sampai hamil, tahu tanda-tanda kira-kira berapa hari lagi melahirkan, 'kan pasangan itu sendiri to? Pemerintah tidak memasuki ranah 'kamar privat' itu.Â
Pemerintah hanya menyiapkan infrastruktur berupa puskesmas dan rumah sakit. Kalau infrastruktur berupa jalan raya belum hotmix, masih bebatuan, becek lumpur saat musim hujan, lalu ibu hamil tadi melahirkan di lokasi itu, mengapa karena partus di lokasi itu lalu pemerintah dipersalahkan?Â
Bukan kesalahan pemerintah bila ibu hamil melahirkan di jalan
Pemerintah tidak bersalah. Lalu siapa yang bersalah? Maaf, ini mungkin tidak etis, tapi the logical reason (alasan logis) tak dapat ditutupi. Apa itu?Â
Bisa jadi karena kemasabodohan dari keluarga itu sendiri, suami-istri akan tanda-tanda mau partus. Tanpa bidan dari puskesmas beritahupun, saya pikir ibu-ibu di desa sudah tahu hal itu. Ibu-Ibu yang berpengalaman tentu memberitahukan kepada mereka. Karena itu, kedua pasangan tersebut sudah harus tahu akan hal itu.
Jika keluarga yang bersangkutan tahu jalan raya buruk, bebatuan, lumpur, mengapa justru pada jam-jam tanda kelahiran baru berjalan menuju puskesmas? Lalu ketika terjadi partus dalam perjalanan, bukankah karena kelalaian anda sendiri? Atau force mayor? Tidak logis jika peristiwa tersebut karena kesalahan pemerintah.
Itu kelalaian dan kesalahan anda sendiri. Janganlah dosa kelalaian sendiri ditutupi, lalu ditambah lagi dengan dosa melemparkan penyebab peristiwa itu pada pihak lain yang tidak terlibat dalam akitivitas kawin-mawin, manisnya bulan madu siang malam, sehingga ibu itu hamil dan partus. Ah !
Kesimpulannya